April 16th, Partly Cloudy
Heigh hooooo!!!
Wakakak, ngapa jadi kayak kurcaci-kurcacinya Snow White, ya? HAHAHAHAHAHA.
Kembali lagi bersama diriku Pink Azalea a.k.a Asalia Rizky Putri dalam pengalaman hidupku yang tak terlupakan (eaaaaaa).
Ngomong-ngomong, kenapa foto awalnya aku kasih Snow White lagi nyanyi Waiting On The Wish?
Karena ekspresinya pada saat menyanyikan reff lagu tersebut kelihatan seperti jiwa yang ingin bebas, ingin terbang, ingin bahagia.
Hampir sama kayak aku. Hari Kamis (10 April 2025) dan Sabtu (12 April 2025) aku diizinkan pergi sendiri oleh orang tuaku dan aku seneng banget. Aku memang dibatasi pergi ke mana-mana sendirian. Mana aku nggak bisa nyetir kendaraan pula, cuma bisa numpang bonceng atau naik kendaraan umum. Jadi, pengalaman 2 hari tersebut berarti banget bagi aku. Oh iya, ditambah hari Jumat (11 April 2025) dan Minggu (13 April 2025) yang sebenernya di rumah aja, tapi tetep ada pengalaman greget.
Mau tau apa aja kejadian yang aku alami dari hari Kamis-Minggu tersebut? Silakan dibaca tulisan di bawah ini ....
***
1. Kamis (10 April 2025)
Hari yang identik dengan kata "Malam Jumat" karena besoknya adalah hari Jumat. Sebagian orang berpendapat kalau hari Kamis adalah hari yang "angker". Sebenarnya, di Malam Jumat memang ada suatu hal tertentu yang muncul. Cuma aku nggak mau ngebahas ini, aku cuma mau bahas kalau hari Kamis tersebut aku nonton suatu film yang udah dinanti-nanti sama banyak orang ....
JUMBO!
YEAAYYYYY!!! Siapa yang udah nonton filmnya? Gimana? Bagus, nggak? Kartunnya oke, serasa kayak lagi nonton kartunnya Disney Pixar, terus juga OST-nya yang ngena, yaitu Selalu Ada di Nadimu, bikin mata serasa kayak lagi ditempelin bawang :''')
Awalnya aku niat mau nonton film ini hari Kamis besok (17 April 2025). Sekalian abis ngajar di pesantren, aku mau langsung ke Cibubur Junction yang kebetulan deket dari pesantren tempatku ngajar. Tapi, aku mengurungkan niatku tersebut. Aku takut kalo misalnya filmnya udah keburu nggak tayang lagi di bioskop, jadi aku terpaksa harus nonton di aplikasi streaming.
Yah ... bisa dibilang aku FOMO di peristiwa ini. Pengen nonton film yang viral. Nggak nonton rasanya panik udah kayak nggak bisa submit tugas di LMS. Sekalinya udah turun layar langsung galau 7 hari 7 malem. Di sisi lain aku juga penasaran, sebagus apa sih film Jumbo ini? Bagaimana ceritanya? Mana konsepnya kartun 3D pula, mengingatkanku pada Disney Pixar, gimana nggak "ngiler"?
Jadi, aku memutuskan untuk menonton pada hari Kamis, tanggal 10 April 2025. Mumpung masih ada waktu satu hari lagi sebelum kuliah. Aku izin ke mamaku malam sebelumnya, syukurlah diizinin. Paginya, aku langsung booking tiket di aplikasi Cinepolis, pada jam tayang pukul 11.15 WIB, di Tamini Square.
Aku otw dari rumah jam 10.30 WIB. Tanpa embel-embel dandan seperti yang aku lakukan biasanya, karena aku merasa ini cuma pergi sendirian, tempatnya deket, niatnya mau nonton di bioskop, ngapa repot-repot dandan? Basic skincare aja kayak biasa, pake toner, moisturizer, sama sunscreen. Ditambah lip balm. Beres (SAMA AJA RIBET DONG!)
Sampe jam berapa ya aku tuh ... kayaknya sih jam 11. Aku liat banyak rombongan anak sekolah di sana. Mungkin mau nobar film Jumbo. Di Cinepolis juga udah rame banget. Jadwal film Jumbo tayang lebih awal dari film-film yang lain, jadi bisa diperkirakan kalo para pengunjung yang ada di Cinepolis sana niatnya mau nonton film Jumbo juga. Jam tayangnya juga banyak, lho! Ada 2 teater pula. Saking lakunya itu film. Syukurlah, aku nggak sendirian lagi kayak waktu nonton Snow White di tempat yang sama. Weks.
Kelemahan dari Cinepolis TS ini adalah nggak ada pengumuman suara yang mengumumkan kalau pintu teater sekian-sekian udah dibuka, semacam di XXI gitu. Jadi, aku mesti siap siaga liat pintu teaternya udah dibuka atau belum. Udah gitu nggak ada penjaga di depan pintu teaternya, jadi aku bingung antara mau masuk atau nggak, soalnya kan mesti periksa tiket dulu. Ini beneran tiketnya nggak perlu disobek?
Sampe kurobek sendiri kertas tiketnya-,- buat seru-seruan aja(?)
Masuk ke teater 2, duduk di kursi langganan, yaitu A12. Nunggu filmnya mulai dengan menonton berbagai iklan dan trailer yang ada~~~ Jadi inget kalau mau ada film How Train Your Dragon versi live action. Ebuset, kayaknya kalo nggak ada live action, hidup hampa kali, ya? Aku belum sempet nonton versi kartunnya. Kapan-kapan deh kalau ada mood. Lagi banyak tugas kuliah, kalau sempet-sempetin nonton Netflix atau Disney+ rasanya diri ini menjadi berdosa gituloh. Hiks ....
Yuhuuuu, film pun dimulai. Ternyata ada intro film dengan logo Visinema. Ada tokoh-tokoh khas yang terdapat di layarnya. Sekilas aku liat Nussa dan Rarra, karena Nussa juga bagian dari produksi Visinema. Ah ... jadi kangen Nussa~
Eh, aku liat ada trailer lagi. Produksinya dari Visinema, sih. Makanya ditayanginnya pas banget sebelum film Jumbo mulai. Bakalan ada film remake dari Korea Selatan (lagi dan lagi dan lagi), judul aslinya kalau nggak salah tuh "Pawn". Versi Indonesianya yaitu "Panggil Aku Ayah". Aktor yang ada di film ini adalah Ringgo Agus. Aku langsung merasa tertarik sama film ini. Remake dari KorSel pula. Tonton dulu deh versi aslinya.
Sesuai dengan review orang-orang, filmnya bagus, menyenangkan, dan nggak mengecewakan. Tapi ada satu yang aku sayangkan, yaitu perihal penokohan. Ada tokoh Meri yang merupakan "hantu gentayangan" yang sedang mencari orang tuanya. Dia minta tolong tuh sama Don, Nurman, dan Mae buat nyari ortunya. Tapi, sebelum Don bantu Meri, Don minta bantuan juga ke Meri, kalau Meri harus bikin pentas dramanya sukses. Eung ... kesannya gimana yah, jadi kayak bikin perjanjian antara manusia dan hantu gituloh. Kalau dalam Islam, hal ini cukup sensitif untuk dibicarakan.
Aku sempet berpendapat juga sama mamaku, kalau film ini kurang cocok ditonton untuk anak-anak yang masih suka banyak nanya. Kalian tau lah ya, anak usia balita pasti ada aja yang ditanya. Mau yang wajar-wajar aja, sampe yang di luar nalar. Itu wajar. Kalau misalnya nanti anak itu nanya, "Meri itu siapa?", "Kok Don bisa bicara sama Meri?", "Kenapa Don bisa ngeliat Meri?", dll ... Di situlah orang tua harus memberi jawaban yang bijak untuk anaknya. Untuk para orang tua, semangat terus, ya! Semoga kelak anak-anak kalian nanti akan menjadi generasi penerus yang membanggakan. Aamiin ....
Ada satu kalimat dari seorang tokoh, yaitu Mae, sahabat Don. Dia bilang, "Kamu itu maunya minta didengerin terus, tapi nggak pernah mau ngedengerin." Wah, rasanya pas itu hatiku langsung nyessss ... nusuk banget ke hatiku, ngena banget, serasa tersindir. Aku langsung nangis. Beneran deh, banjir air mata. Mana kagak bawa tisu, modal kain sweater yang aku lagi pake aja deh buat ngelap air mata. Random banget-____- untung di barisan A cuma aku sendirian.
Setelah film selesai, nggak lupa, aku memotret poster filmnya~~~
GENG ... JUMBO! xD
Okeh, di tahun 2025 ini, aku udah pergi ke bioskop sebanyak 3 kali, sendirian pula. Entah kenapa rasanya seneng aja gitu pergi sendirian. Nonton film 1 Kakak 7 Ponakan, Snow White, dan Jumbo. Selanjutnya, film apa yang aku tonton? Apakah bakalan aku tonton di Cinepolis Tamini Square? XXI AEON Tanjung Barat? XXI Lippo Kramat Jati? Atau XXI PGC? Lihat sajalah nanti~~~
What's next?
2. Jumat (11 April 2025)
Well ... well ... akhirnya berkuliah lagi setelah sekian lama libur Idulfitri. Masih dengan sistem daring. Kuliah berjalan seperti biasa, tanpa adanya halangan.
Sampai pada akhirnya, pukul 20.00 WIB, waktunya untuk mata kuliah Keterampilan Berbahasa, aku yang bertugas sebagai PJ di matkul tersebut harus siap siaga untuk memastikan apakah dosennya sudah hadir di zoom atau belum.
Mohon maaf sebelumnya, dosen matkul ini sebenarnya masuk di generasi boomer yang ... mohon maaf, gaptek. Sudah 2 kali pertemuan dengan beliau di zoom, tapi selalu ada kendala, menyebabkan aku harus menelepon dan japri dosen tersebut. Ternyata beliau sudah masuk di zoom, tetapi suaranya tidak terdengar, meskipun kehadirannya sudah kelihatan oleh para mahasiswa.
Aku tipe orang yang gampang panik dan bener-bener harus melaksanakan tugasku ketika aku diberi tanggung jawab. Kalau aku lengah sedikit, bisa-bisa aku merasa berdosa atau bersalah banget. Merasa ingin menyalahkan diri sendiri. Makanya, ketika dosen tersebut belum datang juga, aku langsung panik abis. Tapi akhirnya beliau masuk, lalu ada kendala lagi. Para mahasiswa yang punya tugas untuk presentasi di hari itu terpaksa perform tanpa adanya beliau.
Di bagian penutup, dosen nelepon aku, minta suaranya disambung ke zoom. Sekali lagi, aku kebingungan. Otakku udah kagak bisa mikir jernih. Mana temen-temen di-zoom juga manggil-manggil aku. Rasa panikku nambah lagi. Bodoh bodoh bodoh, pikirku. Rasanya pengen jedotin kepala ke tembok, matiin sel otak, epilepsi mati, end.
Ya sudahlah, jadikan ini sebagai pengalaman dan pelajaran hidup yang baru.
3. Sabtu (12 April 2025)
YEAY ... PERGI LAGI! Aku pergi ke Taman Ismail Marzuki, janjian sama katingku, yaitu Kak Rara. Aku sama dia mau menghadiri suatu pameran buku. Aku sama dia udah liat poster pengumumannya. Sayangnya, kami nggak terlalu teliti liat tanggal yang tertera di poster tersebut, dan udah main susun rencana buat ketemuan.
Acaranya mulai tanggal 14 April, tapi kami malah nyusun rencana pergi tanggal 12 April ...
Jiahahaha, efek udah excited duluan, jadi nggak ngeh! Hahahaha!
Syukurlah di TIM banyak pilihan untuk lihat-lihat(?) Ada Perpustakaan Jakarta yang bisa kami kunjungi. Aku dari dulu memang pengen banget mengunjungi perpustakaan-perpustakaan umum yang ada di Jakarta, seperti Perpusnas atau Perpustakaan Jakarta. Alhamdulillah, sudah terwujud.
Tapi, karena pada saat itu udah mulai jam makan siang, aku sama Kak Rara beli makanan dulu. Kebetulan di TIM juga ada kantinnya. Banyak pilihan kios makanan dengan beragam menu. Mau yang ala Indonesia, Barat, atau Asia Timur? Ada~
Aku sama Kak Rara akhirnya pesen makanan di kios makanan ala Jepang. Hehehehe ... makan sambil saling ngobrol, apa aja diobrolin. Oh My God, para perempuan kalau udah saling ngobrol suaranya tuh keras gak, sih? Kalau aku nginget-nginget kejadian ngobrol sama temen-temenku yang sesama perempuan, pas ngobrolnya sih biasa aja, pas udah merenung di rumah, jadi mikir, "Alamak, tadi suara gue kegedean gak sih pas lagi ngobrol?"
AYAYAYAYAYAAAAAA~~~~
Setelah makan, salat zuhur, terus masih stay di masjid buat nunggu azan asar, biar sekalian. Abis itu ke Perpustakaan Jakarta. Sebenernya, aku udah loyo banget. Tapi ya masih pengen di sana. Liat-liat buku pun juga udah gak excited sih ... tapi akhirnya aku ambil satu buku dan baca bareng Kak Rara di lantai paling atas. Kemudian ngobrol ... ngobrol ... sampe menjelang magrib. Haiyahhhh, mamaku udah nanya-nanya di chat WA, Kak Rara masih asyik curhat, gak enak juga mau kupotong. Yaudah aku jujur ke mamaku. Syukurlah mamaku nggak marah, asal pas pulang aku hati-hati aja.
Bagian pulangnya nih, random banget! Ternyata, kalau ke TIM, nggak perlu repot-repot transit dari Stasiun LRT Cikoko ke Stasiun KRL Cawang!
Jadi gini ... rencananya tuh, aku mau naik LRT dari Taman Mini, turun di Stasiun Cikoko, transit ke Stasiun KRL Cawang, ending-nya turun di stasiun Cikini. Kemudian naik gojek ke TIM (padahal di depan Stasiun Cikini banyak bajaj, ngapa nggak naik bajaj aja ya hehehehe). Karena, aku mikir gini, TIM itu kan di Cikini, berarti kalau mau ke sana harus ke destinasi yang berhubungan dengan Cikini. Pikiranku cuma satu, Stasiun KRL Cikini. Berarti, kalau naik LRT, aku harus transit dari Stasiun Cikoko, terus jalan di JPO yang lumayan panjang, tapi gak sepanjang Tembok Besar Cina, kemudian sampe di Stasiun KRL Cawang.
Ternyata eh ternyata, aku bisa turun di Stasiun LRT Setiabudi! Alamak! Kalau gitu ngapain transit di Cikoko, kocak! Tapi, lumayan sih, bakar lemak jalan kaki jauh di JPO. Soalnya minggu lalu aku nggak olahraga sama sekali. Weks.
Akhirnya, aku pulang dari TIM, naik gojek ke Stasiun LRT Setiabudi, terus naik LRT, dan nunggu keretanya nyampe di Stasiun TMII. Eyyyy, aku baru inget kalau LRT Jabodebek lajur Jati Mulya nggak berhenti di TMII! Mampus, pas udah sadar, aku langsung turun di stasiun Halim. Syukurlah, ternyata ada jalan keluar, aku disuruh pindah peron, naik LRT jalur Dukuh Atas, turun di Stasiun Cawang, terus pindah ke peron 3, dan akhirnya nemu lajur yang pas.
Subhanallah ... kalau dipikir-pikir, di luar nalar juga perjalananku tersebut. Malem hari pula. Kebayang nggak buat penderita epilepsi kayak aku pergi sendirian naik transportasi umum, kagak bawa obat pula. Hehehehe. Gelang identitas selalu aku pake buat jaga-jaga. Jangan lupa baca bismillah sebelum berangkat, dan ucapkan alhamdulillah ketika sampai, ya!
5. Minggu (13 April 2025)Kali ini aku nggak pergi, tapi kedatangan tamu. Ada saudara jauh sekeluarga dateng ke rumah. Dengan anaknya yang masih kecil, umur 3 tahun. Lebih tepatnya, dia adalah keponakanku.
Mereka sampe sekitar waktu zuhur. Pas itu aku mau salat dulu, jadi keponakanku itu nungguin di tempat tidurku. Abis itu aku sama dia ngobrol, terus main-main. Dia minta menggambar dan mewarnai. Yah, kegiatan ala anak-anak deh.
Kalian tau lah ya, anak kecil zaman sekarang kalo ditenangin kayaknya harus pake gadget. Huehehehe. Termasuk keponakanku ini. Dia minjem HP papanya dan nonton berbagai video anak-anak di youtube. Dia sempet minjem spidol warna-warniku buat menggambar dan mewarnai. Tapi, ada yang aku kecewakan dari kelakuan dia, setelah pake spidolku, dia nggak nutup spidolnya. Mana banyak tutup spidol yang dia buka, kemudian nggak dia tutup. Setelah itu dia dengan santainya lanjut nonton youtube tanpa mempedulikan aku yang udah negur dia berkali-kali, tolong ditutup spidolnya, tapi malah dikacangin. Giliran dikasih imbalan camilan, baru mau nurut. Haduh ....
Yah, aku sih cuma bisa maklum. Namanya juga anak-anak, masih banyak yang harus dipelajari. Aku bilang aja ke orang tuanya, tolong diajarkan lagi tentang tanggung jawab, meskipun dari hal kecil seperti nutup spidol sekalipun. Apalagi yang dia pegang itu kan spidol orang lain, bukan spidolnya. Pastinya kita harus memiliki rasa peduli untuk menjaga barang yang kita pinjam. Betul, kan?
Yuk, mulai sekarang, kalau meminjam barang dari orang lain, dijaga baik-baik ya barangnya. Dan jangan lupa, kembalikan barangnya dalam kondisi yang utuh. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas kesediaan orang itu karena sudah meminjamkan barangnya kepada kalian ^^
Masih tentang anak-anak, nih. Aku berpikir, kalau anak-anak pasti ada aja pertanyaannya. Ada dua pertanyaan "konyol" yang dia lontarkan ke aku dan bikin aku gregetan, tapi nggak segreget bocil yang viral dan ortunya ngebiarin itu (ups).
Pertanyaan pertama, "Kamu cewek, ya?"
Excuse me? Of course, I'm a girl! Haduh, apa karena aku keseringan nonton Mulan ya jadi dikira lagi nyamar jadi cowok? Padahal rambutku sepanjang rambut Liu Yifei begini, dan dia juga ngeliat aku salat pake mukena, bukan pake peci-_- balik lagi sih, "Namanya juga anak-anak."
Pertanyaan kedua, "Kamu nggak puasa?"
Dia nanya ke aku begitu pas lagi ngeliat aku ngisi botol dengan air dari dispenser.
Eung ... ini kan udah bulan Syawal, Dek. Yang kamu maksud puasa apa, nih? Puasa qadha?
Hahaha, kalo diinget, lucu juga sih. Yah ... begitulah anak-anak, pertanyaannya kadang suka di luar nurul! Hehehe, makanya, jadi guru TK atau guru SD butuh kesabaran banget banget banget, ya. Semangat para guru! ><
***
Finally, selesai juga ceritaku tentang hari Kamis-Minggu yang penuh makna tersebut! Bagaimana menurut kalian? Asyik? Lucu? Nyebelin? Hihihihi, setiap detik yang kita lalui pasti ada aja makna kejadiannya. Jadikan pelajaran, bukan sebagai penyesalan. Aku lagi refleksi diri juga, jadi orang jangan terlalu berlebihan dalam bertindak dan jangan egois. Harus mau mendengarkan, jangan selalu ingin didengarkan.
Sekian dan terima kasih, sampai jumpa di postingan selanjutnya!
Dadahhh~~~
Sumber gambar
- disney.fandom.com
- media.tenor.com
- Dokumen pribadi