August 8th, Cloudy
Woiiiii!!! Balik lagi nih! Wkwkwkwkwkwk~~~
Hari Jumat biasanya kuliah? Kok sekarang nge-blog?
Iya dong, kan sekarang lagi libur. Tapi tetep aja, pas semester 3, bakalan ada mata kuliah horor.
Tesis? Bukan.
Seminar Proposal.
HAHAHAHAHAHAHA!!!
Apaansih-_____-
Well, mumpung aku banyak waktu luang setelah nonton film Panggil Aku Ayah tadi siang, daripada cuma tiduran gak jelas main HP, mending aku ceritain aja sekarang. Kalau besok atau lusa, keburu asyik nonton COC! Wooowwww~~~
Di saat orang lain lagi sibuk sama film Sore atau film My Daughter is a Zombie, aku malah fokus sama sebuah film berjudul Panggil Aku Ayah.
Jadi, film Panggil Aku Ayah merupakan hasil produksi dari Visinema, rumah produksi yang udah bikin film Nussa dan Jumbo. Aku pernah juga menceritakan pengalaman pertama kali aku nonton trailernya di bioskop. Bisa klik link ini.
Film ini sebenernya hasil remake dari film asal Korea Selatan berjudul Pawn. Jujur, aku belum pernah nonton versi Koreanya sampe sekarang. Entah kenapa aku lebih suka versi remake. Bahkan, film Miracle in Cell No.7 dan My Annoying Brother pun aku lebih lengket sama versi Indonesia daripada versi Korea. Tapi, bukan berarti aku nggak menghargai karya aslinya, ya. Mungkin karena statusku orang Indonesia dan lebih sreg dengan film yang sudah di-remake ke versi Indonesia yang pasti nuansanya dibuat ala Indonesia, aku jadi lebih nyaman nonton versi remake Indonesia.
Gak cuma versi remake, sih. Aku juga lebih seneng nonton film versi live action. Makanya, kalau Disney ngerilis film live action terbaru, apalagi Disney Princesses, aku langsung hepi banget. Bodo amat orang mau ngatain filmnya jelek atau sampah. Ajang hiburan jangan dijadiin beban! Wkwk.
Udah ah, lanjut! Ngapa jadi ngomongin remake, ya?-_-
Aku nonton di Tamini Square, jam 1 siang. Di tahun 2025 ini aku udah nonton 5 film di bioskop. Dari 1 Kakak 7 Ponakan, Snow White, Jumbo, How To Train Your Dragon, sampe Panggil Aku Ayah. Kayaknya mbak penjaga kasirnya sampe hafal juga sama mukaku karena udah langganan nonton di tahun ini. HAHAHAHA.
Dari posternya aja udah mengundang haru :'') sayangnya, di foto itu ada penampakan poster lain. Ya elah-__- mau berdiri lama-lama di depan poster buat difoto juga gak enak. Banyak orang. Malu woi.
Sinopsis dari cerita ini adalah tentang seorang anak bernama Intan yang dijadikan "jaminan" oleh ibunya dan dua debt collector bernama Dedi dan Tatang, karena ibunya Intan belum bisa bayar utang ke Dedi dan Tatang. Sebenernya si ibu nggak mau. Anak jadi jaminan cuma idenya Tatang. Ya udah, karena terlanjur gak ada pilihan lain, akhirnya si ibu memutuskan untuk pergi kerja ke Jakarta. Intan beneran dijagain sama Dedi dan Tatang. Katanya sih seminggu, terus bakalan ada yang jemput Intan, yaitu pamannya. Tapi sayang, akhirnya malah jadi "sadis". Pamannya berkhianat, jadilah Dedi dan Tatang menyelamatkan Intan yang syukurlah nyimpen nomor teleponnya Dedi diam-diam. Sejak saat itu, Intan pun fix diasuh sama Dedi dan Tatang sampai kuliah. Dedi dan Tatang manggil Intan sebagai "Pacil", akronim dari "Kepala Kecil". Hihihihi.
Film ini mengundang haru, tawanya juga nggak ketinggalan. Dari kelakuan Intan versi kecil yang nangis sedih pengen ketemu ibunya, tapi di sisi lain juga gokil. Dedi mau nenangin Intan, malah digigit. Wakakakak xD
Kalau diingat-ingat, adegan paling "ngena" dari film ini ... pas Dedi menyelamatkan Intan dari kelakuan laki-laki ped*fil; Dedi dan Tatang nyari-nyari Intan yang ternyata "dijual" di sebuah klub malam. Ada adegan Dedi mecahin kaca pintu pake tangan kosong buat buka kunci pintu dari dalem, heroik banget adegan itu di mataku; adegan Dedi yang setiap hari anter-jemput Intan ke sekolah; dan ... maaf ya spoiler dikit hehehe ..., adegan Dedi pas jemput Intan yang nggak mau tinggal sama ayah kandungnya, maunya tinggal sama Dedi aja, tapi sayangnya malah berujung kecelakaan dan menghilang sementara.
Kalau yang lucunya, pas adegan Intan gigit tangannya Dedi, of course; Intan niru omongan Dedi sama Tatang, "belegug". HAHAHAHAHA; terus Tatang yang gak rela mobilnya dijual sampe dipeluk-peluk itu mobil. LOL; Intan negur Dedi dan Tatang yang pas makan kenapa gak baca doa, giliran berdoa malah ngucapin doa sebelum tidur; Intan juga negur Dedi dan Tatang kenapa nggak pernah salat. Huahaha, agak satire buat para pekerja keras yang suka lupa waktu dan jadi masa bodo sama waktu ibadah. Tuh, jangan lupakan salat, ya. Cuma sekitar 15 menit, kok. Abis itu kerja lagi dah.
Ringgo Agus yang awalnya jadi Mas Eka di film 1 Kakak 7 Ponakan dengan karakternya yang ngeselin dan gatau diri banget, sekarang berperan jadi sosok "ayah dadakan" di film Panggil Aku Ayah. Kalau udah nonton film 1 Kakak 7 Ponakan, pasti kesel banget sama Mas Eka, yekan? Terus nonton film Panggil Aku Ayah, di adegan awal pun kelakuannya masih ngeselin sebagai debt collector. Tapi kalau di film Panggil Aku Ayah, kesan akting ngeselin Ringgo Agus tuh kayak lebih lucu dibanding film 1 Kakak 7 Ponakan yang terlihat dramatis. Ah, kalau kalian udah nonton, pasti ngerti maksudku!
Dari karakter yang menyebalkan, kemudian bertemu "sosok cahaya", hatinya melunak. Sebuah perubahan yang luar biasa, bukan?
Aish, pas ngetik kayak mau nangis, tapi stok air mataku habis(?)
Nih, kukasih trailernya.
Panggil Aku Ayah - Official Trailer
Tissa Biani, Sita Nursanti - Tegar | Official Lyric Video
Bagaimana? Niat mau nonton? Atau mau nonton yang lain aja? Terserah kalian!
Dadaahhh~~~
Gapai semua jemariku, rangkul aku dalam bahagiamu
Ku ingin bersama berdua selamanya
Jika ku buka mata ini
Ku ingin selalu ada dirimu
Dalam kelemahan hati ini
Bersamamu ....
Jika ku buka mata ini, ku ingin selalu ada dirimu
Dalam kelemahan hati ini
Bersamamu ... bersamamu .... bersamamu ... aku tegar ....
- https://inforadar.disway.id/
- Dokumen pribadi
- https://media.tenor.com/