Oyyyy gaeeessss! Pink Azalea kembali lagi!!! Akhirnya dapet inspirasi lagi setelah lama merenung di balkon rumah(???) dan topik postinganku kali ini... sebelumnya bikin aku netesin air mata, karena menurutku ini mengharukan :''') (apasih-,-)
Ada yang tau novel Silver Spires? Hm... mungkin banyak yang nggak tau, ya. Jadi novel ini novel terjemahan, sih. Karangan Ann Bryant. Ceritanya tentang 6 sahabat yang hidup di suatu asrama bernama Silver Spires, nama mereka adalah Katy, Georgie, Grace, Naomi, Jess, dan Mia. Novel ini berseri, ada 6 novel. Sudut pandangnya pake sudut pandang orang pertama, dan setiap novel sudut pandang tokohnya berbeda. Novel pertama pake sudut pandang Katy, novel kedua pake sudut pandang Georgie, dan seterusnya.
Aku paling suka novel ke-5, judulnya "Rahasia di Silver Spires". Tentang Jess yang pandai dalam hal seni (seni rupa dan seni lukis), tapi kurang dalam kemampuan baca-tulis. Eung... lebih "kasarnya" lagi, dia ini... bisa dibilang anak disleksia. Susah bedain huruf yang bentuknya hampir sama, baca suka ketuker-tuker(?) huruf bisa dibilang menyebalkan untuk mereka, para penyandang disleksia.
Rahasia di Silver Spires
Jess pinter banget di bidang seni. Dia juga pernah jadi juara lomba memotret, dan hasil potretannya dijadiin cover majalah sekolah (diceritain di novel ketiga, "Persaingan di Silver Spires"). Tapi kelemahannya ternyata ada, yaitu susah baca-tulis. Aku baca sinopsis novel yang ada di sampul belakang. Ada kalimat "Tetapi bagaimana caranya untuk terus menyembunyikan rahasia ini, karena sekarang aku harus mengikuti kelas-kelas khusus?"
"Kelas khusus"? Aku kira kelas khusus untuk anak yang remedial gitu, nggak taunya... kelas yang itu... you know what I mean.
Cerita Jess ketika baca kata-kata pada saat ujian
Jess bertanya tentang dirinya yang disleksia
Aku keinget juga, ada anak yang senasib sama Jess, tapi lebih kecil(?) dan ada di karya fiksi bernama film(?) judulnya Taare Zameen Par. Film ini asalnya dari India, tentang seorang anak berumur 8-9 tahun bernama Ishaan yang disleksia. Dia pinter banget menggambar. Sama lah kayak Jess. Dia juga susah mengenali huruf. Apa yang dia tulis suka kebalik-balik hurufnya ._. para guru nggak ada yang sadar sama keadaan dia ini, sampe akhirnya dia ketemu guru bernama Ram Shankar Nikumbh. Dia dulunya juga penyandang disleksia, makanya dia peka sama keadaan Ishaan, dan bersedia ngajarin Ishaan baca-tulis, mengenal huruf, belajar berhitung. Huft, aku kalo nonton film ini kadang netesin air mata. Keren dehhh.
Understand Mentoring ( Taare Zameen Par ) In 15 minutes
Tonton di menit 4:51. Di menit itu ada adegan Ishaan belajar sama Mr.Nikumbh.
Ehem, untuk para penyandang kelainan, pasti suka nggak pede, ya? Eiiitttssss, tapi kawan, percaya, kita semua dilahirkan dengan bakat dan kemampuan yang berbeda dan pastinya luar biasa. Dulu aku autis, tapi alhamdulillah setelah diterapi, sekarang udah normal, dan aku tau siapa diriku sebenarnya.
Aku adalah penulis (pengarang).
Pinter itu nggak cuma diliat dari kemampuan akademik. Mungkin yang pinter matematika, sains, dan materi lainnya yang berhubungan sama hitung-hitungan, dianggap pinter luar biasa. Yang pinter di bidang seni rupa, tari, musik, sastra, dan teater dibilang biasa aja. Bahkan aku udah muak dengan pandangan orang yang kayak gitu. Muak ak aakkkkkkkk /banting kursi/ :((((
Ketika kita berusaha untuk berhasil, kita pasti bisa dan lebih hebat dari mereka yang udah sombong duluan!
Tau Albert Einstein, Hans Christian Andersen, Isaac Newton, Leonardo da Vinci, Mozart, dan Walt Disney? Dulu hidup mereka juga punya kelainan, butuh pelajaran "khusus". Kemudian sekarang? Mereka jadi tokoh terkenal dan luar biasaaa.
Wuahahaha, kalo nggak ada Walt Disney, mungkin sampe sekarang aku nggak bakal kenal lagu Let it Go.
HAHAHAHAHAHA.
/sarap/
Ingat kawan, nggak ada yang bodoh. Terus belajar dan bermimpi tinggi, serta berusaha menggapai mimpi itu, Insya Allah, nggak ada yang nggak mungkin.
"Miracle is another name for hard work."
-To the Beautiful You, 2012
Hihihihi, kadang keinget bagi mereka yang lebih seneng sama gambar dan seni rupa daripada huruf dan angka, mungkin kebalikan dari aku. Aku bener-bener berteman sama huruf, dan itu pasti banget, karena aku anak bahasa dan sastra. Bahasa dan sastra, belajar kosakata baru, mengarang karya seperti puisi dan cerpen, itu pake apa? Tulisan.
Oh iya, sastra kan juga termasuk seni :v
Bahkan aku kebalikan juga dari kalian yang gemar seni (gambar, lukisan, seni rupa), aku malah benci kalo udah waktunya pelajaran seni pas sekolah. Pasti disuruh menggambar yekan. Dan aku kurang bisa menggambar, yang aku gambar cuma gunung pake sawah dan matahari-,- kalo bikin gambar, aku malah bikin huruf-huruf yang didesain dengan berbagai warna. Lagi-lagi, huruf.
Aku inget masa-masa TK, ada peristiwa ketika aku lagi duduk di ruang kelas, bertiga... sama guru, dan satunya lagi nggak tau siapa, bukan temen sekelasku. Pas itu aku lagi belajar baca, dan bacanya selalu dieja. Be a ba ce a ca, ba-ca(?) tapi guruku tetep sabar ngajarin. Kayaknya pas itu aku lagi dapet kelas tambahan untuk belajar baca.
And now... aku suka banget membaca. Baca novel, yang tebelnya sampe 100 halaman. Yang tebelnya kayak novel Harry Potter. Novel, novel, novel. Sehari tanpa novel, nggak lengkap.
Aku pengen ngasih tau juga nih perihal dinding kamarku, isinya tulisan semua. Semoga kalian nggak ngantuk(?)
Tuh, kebanyakan tulisan dan dihias :v
Ada juga yang lain, meskipun cuma campur-campur warna jadi gradasi
Ada teka-teki silang juga, mungkin kalian suka(?)
Lagi-lagi tulisan, dan berwarna xD
Kali ini lebih luar biasa. TULISAN SEMUA. HAHAHA
Di bagian bawah, ada quotes-nya Kai. Aku udah nulis itu dari tahun 2014, makanya sekarang udah burem ._.
Kita semua punya ciri khas yang berbeda. Berbeda, tetapi tetap satu~
Kalo nggak beda, nggak seru qaqa...
Udah dulu yak, aku mau mandi.
DADAAHHHH~~~
Link gambar