Senin, 11 November 2024

The New Me!


November 11th, Thunderstorm


Perhatian: Postingan ini hanyalah tentang pengalaman pribadiku, bukan bermaksud untuk endorse atau promosi, jadi harap maklum jika ada suatu brand yang ditutup atau disensor, karena aku tidak dibayar oleh mereka.


HAAIIII!!! Wow, di postinganku yang terakhir aku bilang kemungkinan bakalan balik tahun 2025, ternyata di 2024 masih tetep nongol ... huehehehe~

Gimana kabarnya nih kawan-kawan? Abis pada UTS kah? Sama dong~~~ semoga nilainya memuaskan, ya. Aamiin ....


Nah, sekarang mau mau share pengalaman hidupku (eaaaaaa). Perubahan gaya hidupku, perubahan tampangku(?)

Mungkin bagi kalian yang kenal aku, suka stalk medsosku atau blogspot-ku ini, kalian pernah liat pernyataan kalau aku nggak suka olahraga dan nggak suka dandan, kan? Apaan tuh olahraga dan dandan? Yang satu bikin keringetan, yang satu lagi buang waktu.

Eh ... tapi ... sekarang ... aku malah suka dua-duanya. HAHAHAHA!


Yaps, semenjak orang-orang bilang badanku gemukan, belum lagi setelah lulus kuliah S1 aku cuma kerja di rumah, menuangkan inspirasi lewat cerpen, pergi ke luar palingan cuma setiap hari Kamis buat ngajar di daerah Kranggan, Bekasi. Semenjak kuliah S2 pun aku nggak terlalu "capek" kayak zaman kuliah S1, karena sistem kuliahnya hybrid. Setengah luring setengah daring. Sebenernya untuk semester awal ini luring cuma 2 kali, sisanya daring. Nah, bisa dibayangin kan, kuliah daring, bisa sambil rebahan, makan sepuasnya, atau bahkan sambil maskeran(?)

Kurangnya bergerak dan banyak mengonsumsi cemilan di saat sudah lulus S1 membuat berat badanku naik. Oh, tidak! 


Oke, akhirnya, aku memutuskan untuk rajin berolahraga. Senam aerobik setiap pagi, minimal 3 kali seminggu. Meskipun aku masih suka "bandel" ngemil snack ini-itu, makan junk food, belum lagi aku adalah pecinta minuman bergula semacam es teh manis, matcha latte, dan lain-lainnya, membuat diriku harus lebih bijak dalam memilih mana yang cocok untuk masuk ke dalam lambung dan ususku(?) 


Di samping mulai rajin olahraga, aku juga mulai rajin skincare-an. Yang tahap dasar aja kayak pake toner, moisturizer, sunscreen, dan lip balm. Plus bedak dan lipstik kalau misalnya mau pergi.

Aku akan menceritakan bagaimana aku bisa tergila-gila sama skincare~


Jadi, di akhir tahun 2023, sekitar bulan November (berarti udah satu tahun) aku mengalami efek alergi obat. Aku sempet kontrol rutin untuk menebus resep obat epilepsiku, tapi di dokter spesialis saraf yang berbeda. Ternyata, beda dokter, beda juga jenis obatnya. Udah kayak menteri pendidikan, beda orang, beda kurikulum (apaansih). 

Setelah minum jenis obat yang baru, beberapa minggu kemudian, ada yang nggak beres di kulitku. Di lenganku, banyak hitam-hitam gitu deh. Awalnya aku cuek aja, malah orang tuaku yang liat duluan. Terus, disusul tampang wajahku yang juga mulai banyak koreng-korengnya. Aduhhh, bibirku juga keliatan luka. Mau makan tuh rasanya jadi males. Mogok makan, kekurangan asupan gizi, yowes lah aku dirawat di rumah sakit, dikasih asupan gizi lewat cairan infus. Huhuhu ... sekalian ke dokter spesialis kulit untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Aku sempet dirawat di rumah sakit sekitar 4 hari tuh kalau nggak salah. Nasib, makan sup pun bukan disendok pake sendok, tapi disedot pake sedotan. HAHAHAHA, bener-bener sehancur itu mulutku. Alhamdulillah, sekarang sudah membaik. Membaik 90% bagiku. Karena, sisa-sisa "kenangan" di lengan tanganku masih kelihatan sedikit(?)

Semenjak kena efek alergi obat itu, aku jadi tertarik sama skincare. Awalnya dibeliin serum sama Mama, terus pake lip balm setiap hari sejak tampangku acakadul. Beuhhh, sekarang produk skincare-ku banyak betul. Sebagian besar ada yang aku beli dari Pige*n T**ns, Emin*, dan Ward*h. Produk viral semua, ya gak sih? Huehehe. Bahkan, aku sampe punya tote bag khusus buat nempatin produk skincare-ku, aku gantung di belakang pintu kamar. Kalau pakai pouch khusus alat dandan, aku bingung mau ditaro di mana. Ditaro di meja rias, kaga muat. Ditaro di lemari, kaga ada tempat juga. Masa iya mau ditumpuk bareng-bareng sama tote bag bekas jajan Chat*me, R*cheese Factory, dan H*kBen yang pernah aku dapet? Sadis amat-___-

Meskipun udah mulai seneng dandan, tapi aku masih kagok dalam beberapa penggunaan skincare. Misalnya, sunscreen yang harusnya ditakar sebanyak 2 ruas jari, giliran aku praktekkin, malah kebanyakan (beuhhh, "banjir" krim sunscreen lah wajahku), terus pemakaian lipstik atau lip tint yang masih "oleng" (maksudnya suka nggak rata gitu).

Kalau untuk sunscreen, sebenernya aku masih belum bisa pakai takaran 2 ruas jari. Aku lebih memilih ditotol masing-masing di jidat 2 kali, pipi kanan 2 kali, pipi kiri 2 kali, dagu 1 kali, dan hidung 1 kali. Setelah itu, aku blend sekitar 3-5 menit sampai sunscreen-nya benar-benar meresap sepenuhnya. Dari situ aku juga sadar kayaknya aku lebih cocok pakai produk skincare yang teksturnya gel. Soalnya moisturizer-ku teksturnya gel, dan aku selalu berhasil setiap pakai itu. Tapi, demi menghabiskan stok sunscreen-ku yang saat ini masih aku gunakan, tekstur krim, sabar dulu deh, abis itu pake sunscreen yang gel. Aku udah beli yang baru, masih kusimpen di lemari. Weks.

Untuk lipstick atau lip tint, aku punya suatu rahasia nih ... Kalau orang bilang, pakai lip balm dulu baru pakai lipstick atau lip tint, aku malah sebaliknya. Karena, seperti yang sudah aku jelaskan sebelumnya, aku kalau pake lipstick suka nggak rata.

Awalnya, aku pake lip tint dulu, setelah itu, aku tempel bibirku di tisu sebanyak 2 kali, setelah itu diratain deh pake lip balm (aku pake lip balm yang dioles pakai jari, bukan bentuk stik). Menurutku, malah itu hasilnya nggak kalah keren dari kalian yang masih "waras" pake lip balm dulu baru lip lint. HEHEHEHE. Maaf, jangan ditiru ya, kawan .... xD


Gimana? Gimana? Nggak aneh, kan? :v


Urutan pemakaian produk skincare juga gak bisa sembarangan, kan? Pasti ada urutannya. Aku cari info, terutama dari beauty vlogger seperti Ester Wijaya, urutan skincare itu pada umumnya cuci muka pake sabun muka, pake toner, pake moisturizer, lalu pake sunscreen. Ada pula yang bilang pakai serum di tengah-tengah step tersebut. Yah ... sesuaikan sama kondisi kulit masing-masing aja, sih. Meskipun semua rupa manusia sama, tapi "kandungan" nya berbeda. Jangan terlalu jiplak orang lain kalau kalian belum bisa menentukan siapa diri kalian *lirik someone* (kok jadi OOT dah wekwekwek).


Aku pun menemukan tips skincare untuk diriku sendiri. Begini ...

Versi di rumah aja
1. Cuci muka
2. Pakai toner
3. Pakai moisturizer
4. Pakai sunscreen
5. Pakai lip balm

Versi keluar rumah
1. Cuci muka
2. Pakai toner
3. Pakai moisturizer
4. Pakai sunscreen
5. Diamkan 15 menit
6. Pakai bedak
7. Pakai lip tint
8. Pakai lip balm


Etetetetttt ... ingat, yang cocok di aku, belum tentu cocok di kalian! Jadi, jangan merasa mau ngikutin aku kalau kalian merasa ada yang janggal, ya^^ 


Oh iya, plus nih,

Versi sore hari
1. Cuci muka
2. Bersihin leher pakai micellar water
3. Pakai serum di wajah
4. Pakai lip balm


Wehhhh, se ... detail itu yak! Wakakak, padahal dulu bilangnya ogah-ogahan sama alat dandan, skincare, atau apa pun itu yang berhubungan dengan kecantikan, sekarang malah jadi ketagihan ... bener lho, benci bisa jadi cinta! xD


Ada video tentang skincare yang suka banget aku tonton, dan sangat "membimbing" aku yang masih pemula ini. Son Naeun pula yang jadi tutornya, asyikkkk wkwkwkwk.




Dari video ini pula aku jadi tau kalau ngoles skincare ke wajah jangan diusap-usap ke bawah, tapi ke atas(?)


Baru-baru ini, aku lagi tertarik sama sheet mask. Tapi aku nggak mau langsung beli, soalnya kan nggak semua orang cocok pake sheet mask, aku mesti perhatiin baik-baik mana sheet mask yang mau aku pake, apa aja kandungannya, jangan asal ambil. Ingat, yang diinginkan beda sama yang dibutuhkan. 

Di masa hematku ini, aku malah baru aja beli compact powder dari PT, padahal stok compact powderku masih ada, aku malah nekat beli dua lagi HAHAHAHA. Tapi aku beli karena ada sebab, sih. Aku beli yang ada UV protection-nya. Selain dari sunscreen, nggak salah kan kalau juga ada perlindungan UV dari bedak? Lagipula, aku cuma pake bedak tersebut kalau keluar rumah, apalagi kalau mau ngajar di hari Kamis. Lokasinya di Bekasi, dan pasti kalian semua tau kalau Bekasi adalah kota yang puaaanaasssssssss~~~ Hehehehehehehe ....


Btw, ini satu lagi fotoku di tahun 2024 awal, pas bulan Ramadan, ngumpul sama sohibku. Di sini aku udah mulai pake skincare. Toner, moisturizer, bedak, dan lip balm (minus sunscreen karena udah menjelang malam dan minus lip tint karena pas itu waktuku udah nggak keburu buat ngurusin bibir, jadi simpel aja pake lip balm yang nggak ninggalin "jejak", tapi tetep cantik(?)).


Aku yang di kanan~


Aku orangnya nggak suka selfie atau difoto, sih. Jadi, jarang ada foto dengan wajah diriku. Sekalinya difoto, pasti karena diajak. Wekekekek-___-

Yah ... kalau kalian penasaran dengan tampangku yang "baru", dengan toner, moisturizer, sunscreen, bedak, dan lip tint & lip balm, silakan buat perjanjian untuk bertemu denganku, kalian akan melihat tampangku yang baru, dan insyaallah nggak menor. Karena, kita juga nggak boleh tabarruj, kan? Naudzubillah ....

Atau kalau kalian nggak sempet bikin rencana buat ketemuan sama aku, tapi bisa dateng ke suatu acara kondangan, boleh, kalau aku diundang, cari diriku, pasti keliatan diriku dengan hasil riasan ala diriku(???) karena, kalau ke kondangan nggak dandan, kayaknya aneh gitu /PLAK/


Oke, sekian postinganku tentang perubahan gaya hidupku. Kalau menurut kalian kebiasaan skincare-ku aneh atau nggak pantes buat "dilanjutin", silakan kasih komentar, ya~


Sampai jumpa di postingan selanjutnya!

Minggu, 13 Oktober 2024

Who Am I?


October 13th, Cloudy


Who am I? Who am I? I am the guardian of lost souls ... I am the powerful, the pleasurable, the indestructible, Mushu.


Weks.


HALO SEMUA! KEMBALI LAGI BERSAMA SAYA ASALIA RIZKY PUTRI A.K.A PINK AZALEA DALAM POSTINGAN BARUNYA!!!


Hihihi, setelah postinganku yang terakhir ada di bulan Agustus, sekarang udah bulan Oktober aja. Udah 2 bulan blogspot ini aku abaikan karena udah mulai sibuk kuliah (aseeeekkkk).

Alhamdulillah, sekarang aku udah masuk kuliah S2 di Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Awalnya Sastra Indonesia, sekarang Pendidikan Bahasa Indonesia.


Ehem, aku mau cerita, nih ....

Sebagai karakter melankolis yang sering dibilang sebagai orang yang baperan, itulah diriku. Aku adalah seorang melankolis. Satu perkataan aja bisa bikin si melankolis merenung seharian, nggak kayak sanguinis dan plegmatis yang dibawa santai aja, atau koleris yang mungkin bisa membalas perkataan tersebut.


Jadi gini ceritanya .... *ngomong ala Kiwi Si Selebcing* xD


Tadi pagi, aku ikut tarbiyah online rutin setiap hari Minggu, lewat google meets. Sebenernya aku ini anggota baru di komunitas tarbiyah tersebut, aku juga tau komunitas tersebut dari kakak tingkatku zaman kuliah S1 di Unas, tapi dia anak Sastra Jepang. Alhamdulillah, selain belajar ngaji dari istri kepala pesantren di tempatku ngajar, aku juga dapet tempat belajar kedua.

Tapi, sayangnya, di balik semua itu, ada kelemahan sedikit. Aku merasa komunitas yang aku ikuti ini pasif banget. Anggota di grup chat jarang berkomunikasi, sekalinya ketemu di google meets pasti yang hadir maksimal 5 orang. Aku sama katingku juga ternyata beda kelas. Jadi, aku nggak satu grup chat sama dia. Aku masih bingung konsep komunitasnya seperti apa, karena aku biasanya ikut kelas kajian yang cuma satu topik satu hari, abis itu end.

Komunitas yang aku ikuti ini mengadakan pertemuan tatap muka setiap sebulan sekali, itu pun di Masjid Istiqlal. Wow, jauh dari rumahku. Aku harus izin dulu ke orang tuaku kalau mau ke sana. Aku yang masih berstatus sebagai Rapunzel yang belum dijemput oleh pangeran mau minta izin pergi susahnya udah kayak lagi ngajuin proposal. Palingan izin buat pergi yang lancar cuma sekadar pergi ngajar ke pesantren atau kuliah-____-

Nah, tarbiyah tadi pagi agak jleb buat aku. Sebelum mulai, ternyata baru aku sama ustadzah yang masuk ke google meets. Sambil nunggu anggota yang lain, aku sama beliau ngobrol-ngobrol aja dulu. Aku yang minggu lalu udah ditanya-tanya perihal status, pekerjaan, dan lain-lain, kembali ditanya. Aku mengaku ke ustadzah kalau aku adalah lulusan S1 dari jurusan Sastra Indonesia, dan sekarang lanjut S2 Pendidikan Bahasa Indonesia. Terus, beliau nanya, kenapa nggak linear aja? (Maksudnya kenapa nggak S1 dan S2 nya sama-sama ngambil "pendidikan" gitu).

Huft ... tarik napas ... buang napas ....


Yah ... awalnya aku ini pengen jadi penulis, jadi aku memutuskan untuk mengambil jurusan Sastra Indonesia pada tingkat strata 1 ku delapan tahun yang lalu. Nyoba di UI dan UNJ, gagal semua. Akhirnya masuk ke Unas, alhamdulillah diterima. Meskipun waktu zaman masih sekolah rada labil antara Korea sama Indonesia, tapi kata hatiku menyadarkan kalau aku adalah Sastra Indonesia. INDONESIA.


Setelah lulus S1 pada tahun 2020, aku mewujudkan mimpiku sebagai penulis, meskipun belum nerbitin buku sendiri, baru ikut event menulis bersama, yang nantinya karya para penulisnya bakal dijadiin satu, alias antologi. Mana tahun 2020 adalah tahun yang iconic banget karena Mulan live action baru rilis (eh salah) karena wabah covid-19 lagi menyebar di mana-mana. Aku, adek, dan ortu juga kena imbasnya, terpaksa kami berempat terkurung di dalam "menara". Tubuhku yang mati rasa, tidak bisa mencium aroma, tidak bisa meraba sesuatu, dan tidak bisa mencoba rasa makanan dan minuman akhirnya memutuskan untuk membuat karya tulis, daripada cuma rebahan di kasur. Banyaknya event menulis online, membuat diriku tergerak, meskipun dalam kondisi sakit.

Kalian tahu? Sudah ada lebih dari 20 buku antologi di rak buku perpustakaan rumahku.

Tahun 2022, aku ditawari untuk menjadi guru Bahasa Indonesia di pesantren tempat adekku ngaji. Kepala pesantren yang tahu kalau diriku adalah lulusan Sastra Indonesia pun menawariku untuk jadi guru di sana. Alhamdulillah, dapat pekerjaan. Aku pun menerimanya. Ilmu yang aku pelajari selama ... 12 tahun + 4 tahun = 16 tahun, tidak hanya kupendam sendiri, tapi bisa kuberikan kepada orang lain. Aku tidak menyesal menerima tawaran beliau. Aku bersyukur.

Alhamdulillah ....


Dua tahun kemudian, orang tuaku menawarkanku untuk melanjutkan kuliah S2 di Universitas Indraprasta PGRI, atau biasa disebut Unindra. Hm, kayak pernah denger nama kampus itu, tapi, di mana?

Oh, ternyata, setiap aku pulang kuliah, aku selalu melewati papan bertuliskan Unindra, dengan tanda panah menuju ke arah kiri. Itulah kampus keduaku setelah Unas! Hahaha!

Jurusannya? Pendidikan Bahasa Indonesia.

Meskipun sama-sama Indonesia, tapi konsepnya beda. Yang S1 bernuansa "sastra", yang S2 bernuansa "pendidikan". Jadi, jangan main-main.

Aku menerima tawaran orang tuaku, selama untuk kebaikan, menambah ilmu, menambah pengalaman, mengapa tidak? Ambil saja sebelum menyesal nantinya.

Aku mulai mendaftar menjadi mahasiswa baru di Unindra pada bulan Juni 2024, dan akhirnya pada bulan September 2024, kuliah S2 ku benar-benar terlaksana. Satu persatu tugas kuliah mulai datang membanjiri folder laptopku(?) banyaknya tugas, apalagi tugas kelompok, ternyata tidak semudah kuliah S1 yang memang pastinya banyak yang senasib, habis lulus SMA, lanjut kuliah. Kalau S2 beda lagi. Setelah lulus S1, pasti nggak semua langsung kuliah S2, ada yang kerja dulu, nikah dulu, atau bahkan rebahan dulu. Maka dari itu, para mahasiswa S2 yang pastinya sudah memiliki pekerjaan di samping kuliah banyak yang ngeles kalau diajak diskusi perihal tugas kelompok.

"Nanti dulu ya, saya capek nih, semalam lembur."

Yowes, silakan tidur bagaikan Sleeping Beauty. Nanti aku panggil suamimu untuk mencium Anda-_-


Hahaaiii, begitulah ceritanya, kawan. S1 bernuansa "penulis", S2 bernuansa "guru". Bagaikan Mulan 1998 dan Mulan 2020. Walaupun inti ceritanya sama, tapi alurnya beda. HAHAHAHA.


Dari pertanyaan ustadzah itulah aku jadi risih sendiri. Salah nggak sih kalau ambil sastra di awal dan selanjutnya ambil pendidikan? Harus banget gelarku jadi Asalia Rizky Putri, S.Pd., M.Pd.?

Tapi, aku lihat gelar dosen pembimbingku, beliau punya gelar yang (hampir) sama dengan diriku. S.S., M.Pd.

Jadi, 2 tahun lagi, Insyaallah, namaku akan menjadi Asalia Rizky Putri, S.S., M.Pd.

Aamiin ....


Selama ada niat dan ikhlas menjalankan, tidak mengeluh dan tidak merasa menyesal, tidak ada yang salah. Ingat, pemeran utama dalam hidup kita, ya kita sendiri. Kita mau jadi apa, ya terserah kita. Selama kita berniat untuk menjadi "orang baik", jangan terlalu memikirkan apa yang orang lain ucapkan.

Bagaikan makanan dan minuman yang kita terima setiap hari. Ambil yang bergizi, hindari yang tinggi lemak. Hehehehe.


Insyaallah aku nggak salah pilih. Sarjana Sastra dan Magister Pendidikan, itu untukku.


Nih, aku kasih beberapa lagu yang hampir mirip dengan suasana hatiku.



Lea Salonga's version~~~




Christina Aguilera's version~~~


From: DisneyMusicAsiaVEVO

Yura Yunita, Sivia, Agatha Pricilla, and Nadin Amizah's version~~~



Lee Suhyun's version~~~



Liu Yifei's version~~~

AAAAA KAKAK YIFEI!!! <3


EHHHH, NGAPA AKU MALAH NGASIH LAGU REFLECTION DALAM BERBAGAI BAHASA? Hehehe, maaf kawan, maksudnya aku mau ngasih yang ini ....



Lagu credits untuk Mulan 1998~ kalau yang versi credits, liriknya lebih ke nuansa motivasi. Kalau versi original, lebih ke nuansa cinta.


"It's my duty to protect my family."
-Hua Mulan, 2020

"It's my duty to bring honor to my family."
-Asalia Rizky Putri, 2024


Sampai bertemu di postingan selanjutnya~ Di tahun ... 2025, ketika Snow White live action sudah rilis? Who knows? Hihihihi ....

See you~~~




Sumber gambar
  • https://i0.wp.com/
  • https://64.media.tumblr.com/

Minggu, 25 Agustus 2024

Kau Baca, Kau Hebat


August 25th, Partly Cloudy


Haaaaiiiii semuaaaa!!! Pink Azalea si tukang ngoceh lewat tulisan balik lagi di blogspot kesayangannya!

Nah, sekarang, aku mau bahas tentang "membaca". Ya, membaca. Semua orang pasti tau apa itu membaca. Yang lagi kalian lakukan sekarang adalah membaca, pastinya. Dari waktu masih bocah pun kalian juga udah sering membaca meskipun cuma baca tulisan sebuah merk produk di bungkus makanan atau minuman. Hahahaha. 

Yah ... meskipun setiap hari kita membaca, tetapi sebenarnya bukan membaca itu yang aku maksud.

Maksudku adalah ... membaca buku. 

Membaca yang benar.

Membaca yang teliti.

Berpikir setelah membaca.

Oh yeah~


Dari suatu video yang aku tonton di youtube, peringkat membaca warga Indonesia itu 60, lho. Wow, ternyata lebih rendah dari rankingku jaman SMA! /PLAK/

Aku sih nggak kaget. Memang tidak semua warga kita suka membaca buku, jangankan membaca buku deh, membaca tulisan yang panjang-panjang aja males. Makanya, kita lebih seneng baca berita yang udah dirangkum di suatu foto media sosial semacam instagram (kan biasanya akun medsos berita suka nge-post berita dalam bentuk gambar yang dikasih tulisan). Kemudian, versi lengkapnya ada di caption fotonya. Tapi kebanyakan ... pada males baca caption-nya, ya? Ujung-ujungnya malah sotoy(?) 

Selain males baca, mungkin orang Indonesia juga ada yang males buat nulis dan ngetik (menurut aku). Misalnya, pas mau curhat, kebanyakan orang pasti mengandalkan VN (voice note) atau menelepon orang yang pengen dicurhatin. Sekalinya menulis atau mengetik, pasti hasilnya acakadul dan butuh editor. Wah, pengalaman hidupku banget.

Aku udah ikut lebih dari 30 event menulis, bagi karya tulis yang terpilih, karyanya akan dibukukan, istilahnya antologi. Aku udah punya sekitar 20 buku antologiku bersama para penulis yang lain. Sayangnya, meskipun cerita mereka bagus-bagus, kelemahannya masih ada; dimulai dari EYD-nya yang acak-acakan; tanda bacanya yang nggak sesuai; sampai paragraf yang panjangnya minta ampun, 3 paragraf malah digabung jadi 1 paragraf. Ckckckck. Karena sebagian besar penyelenggara event menulis tersebut mengharuskan pesertanya buat self-editing atau mengedit sendiri naskah mereka sebelum dikasih ke pihak penyelenggara lomba, jadinya pihak penerbit udah gak ambil tanggung jawab lagi soal edit naskah. Makanya buku antologi cerpen yang aku buat bareng penulis yang lain tulisannya masih ada yang salah.

Ada pula dari pengalamanku juga, aku bekerja sebagai guru freelance bahasa Indonesia di suatu pesantren daerah Kranggan, Bekasi. Alhamdulillah para santri di sana baik, meskipun pada laki-laki semua karena itu memang pondok pesantren untuk laki-laki(?) wuehehehe, aku jadi kayak Mulan, cewek sendiri di antara semua cowok (apaansih).

Ilmu agama mereka bagus, membaca Al-Quran juga baik dan benar, tapi ada kelemahan juga di mereka. Pernah suatu hari aku mengadakan tes dikte untuk mereka, ya ngecek aja gitu, seberapa baik mereka mendengar, memperhatikan, dan menulis. Ternyata, ada yang nulisnya disingkat, misalnya kata "yang" disingkat jadi "yg" atau "laki-laki" malah disingkat jadi "laki2x". HELLO! KALIAN BUKAN LAGI CHATTING-AN SAMA TEMEN! KALIAN LAGI NGERJAIN TUGAS! *ngegas ala Mushu pas negur Cri-Kee ketika salah nulis surat*


Pernah juga aku mendikte mereka dengan kata perintah atau seruan, yang tanda seru (!) nya harusnya satu aja, malah jadi tiga -____- terus dikasih spasi pula antara kata sama tanda serunya. Huft, sabar lah, duniaku dan dunia mereka memang beda sih, aku nggak bisa memaksakan keadaan juga. Aku memang besar di dunia sastra dan linguistik, baca dan nulis; sedangkan mereka besar di lingkungan religius, banyak membaca juga, tapi bahan bacaannya beda. Begitulah.


Wow, sepertinya aku agak laen dari kalian. Kalau kalian pas lagi gabut lebih suka main gawai atau ngegibah bareng sohib, aku kebalikan dari kalian. Kalau lagi gabut atau lagi nunggu sesuatu, misalnya nungguin makanan di restoran, nungguin LRT atau KRL dateng, nunggu giliran dipanggil suster buat masuk ke ruang dokter, atau bahkan lagi nyantai di kampus pas jam kosong, aku baca buku. Yang lain gerakin mulut dan lidah buat bicara, aku gerakin mata buat membaca dan gerakin tangan buat membalikkan halaman buku.

Salam kenal, saya Asalia Rizky Putri si kutu buku yang pernah dapet angket "Terdiam" pada saat kelas 11.


Huhuy, kenapa tiba-tiba aku jadi ngomongin perihal suka membaca, sih? 

Aku abis nonton beberapa video di youtube yang ngebahas tentang SDM Indonesia yang masih rendah dan minat membaca Indonesia yang rendah. Terkadang aku murung, terkadang aku ketawa juga nonton video mereka. Ya mereka nggak salah kok ngasih taunya, aku juga nggak mau terlalu banyak ketawa, nanti malah keliatan aku ngejek negaraku sendiri, dong? Jangan lah yaaaa, lulusan Sastra Indonesia masa ngejek negaranya sendiri, sarjana macam apa aku ini? (???)


Aha! Aku punya pengalaman greget nih, sebenernya udah dari beberapa tahun yang lalu, zaman covid-19, tapi masih aku inget banget, dan kayaknya ini agak berhubungan sama warga negara kita yang kurang teliti dalam membaca.

Jadi, aku sekeluarga pernah kena covid-19, tapi alhamdulillah di samping itu semua, banyak orang yang respect ke ortu, aku, dan adek. Ada yang ngirim berbagai macam makanan dan minuman, dan pasti dikirimnya nggak cuma 4 buah aja, tapi bisa sampe sekardus! Datengnya juga bertubi-tubi, dong! Masyaallah, rezeki emang gak cuma dalam bentuk uang kan, kawan? :''')

Ada yang ngirimin susu kurma. Sampe 2 kardus kalau gak salah, isinya berapa aku lupa. Aku update tuh di medsosku, pamerlah dikit kalau aku abis dapet "sumbangan", hihihihihi. Terus di caption-nya aku tulis, meskipun aku lagi minum susu kurma itu, aku nggak bisa ngerasain apapun. Ya kalian tau lah penderita covid-19 waktu dulu kan gak bisa ngerasain apapun di tubuhnya (read: mati rasa), ngerasain makanan dan minuman pun gak bisa. Jadi, meskipun nikmat, tapi aku nggak bisa merasakan rasanya(?)

Lalu, gokilnya, ada temen yang japri aku, dia nanya, "Susunya enak nggak, Sa?" kira-kira begitu. Dia nanya rasa susunya, padahal sebelumnya kan aku udah kasih keterangan kalau seluruh tubuhku lagi mati rasa.

WOY, HELLO! LO BACA ATAU CUMA NGELIAT FOTO GUE SIH? AMPUN DAH, KALAU GUE PUNYA KEKUATAN CHI SAMA PEDANG KAYAK HUA MULAN, GUE HAJAR LU!

Huh, sabar ... sabar ....

Temenku ini juga pernah miskomunikasi sama aku, lalu aku sama dia sempet musuhan beberapa minggu karena miskomunikasi ini. Entah aku yang salah kirim pesan atau lagi-lagi ... dia yang salah baca. Auk ah gelap. Capek gue.


Itulah pentingnya membaca~~~


Oh iya, ada yang ingat tentang seorang suami dari artis Indonesia yang terkena kasus korupsi sampe triliunan itu? Nama artis ini hampir sama dengan artis yang lain, cuma terbalik doang, dan ketika netizen mau menghujat si istri, ngehujatnya malah salah alamat.

Siapa tuhhhhh???

Sandra Dewi dan Dewi Sandra~

Yang satu artis beda agama, yang satunya lagi artis hijrah. Netizen nyasarnya malah pada ke alamat yang kedua(?) alamak, kalau mereka udah pada sadar salah alamat, malu gak sih? Ckckckck.


Ada pula suatu kejadian dari seorang youtuber, Bang Koi (Sepulang Sekolah), dia pernah bilang kalau dirinya adalah guy. Ya gak salah sih, kan memang iya. Tapi malah pada protes, sok-sokan nasihatin.

WOY, HELLO! G-U-Y bukan G-A-Y.

Ampun deh. Kalau Ling di OST Mulan yang I'll Make a Man Out of You bilang, "Boy, was I a fool in school for cutting gym." Kalau yang salah paham antara "guy" sama "gay" itu bilangnya, "Boy, was I a fool in school for English class."(?)

Maaf kalau kalimatnya salah. Huehehehehe.

Kesalahpahaman orang tentang "guy" jadi "gay" ini bagaikan orang yang lagi naik LRT Jabodebek Cibubur Line terus mau transit ke Stasiun KRL Cawang. Harusnya dia turun di Stasiun LRT Cikoko, tapi mentang-mentang ada Stasiun LRT Cawang, dia jadi turun di Stasiun LRT Cawang karena dia mengira nama sama, pastilah berseberangan. Padahal tidak selalu begitu.


Ini beberapa video tentang SDM Indonesia yang masih rendah dan minat baca Indonesia rendah yang udah pernah aku tonton.


Ini video Bang Koi yang aku maksud. Di sini dia juga ngebahas perihal orang Indonesia yang antisains. Contohnya dari Menteri Kesehatan Indonesia yang bilang katanya covid-19 gak akan masuk ke Indonesia karena warga Indonesia rajin berdoa. Hm ... antara mau ketawa sama mengucap syukur.

Ya nggak salah sih, kita banyak berdoa, Insyaallah nggak ada yang nggak mungkin. Tapi, kalau usahanya nggak ada, bagaimana?

Ambil contoh aja dariku yang penderita epilepsi ini. Aku jarang kambuh, karena aku rajin berdoa. Tetapi, ketika obat epilepsiku sudah mulai habis meskipun doa masih aku "ucapkan" di dalam hati, tetap saja aku akan kambuh lagi. Kejang lagi, bibir dan lidahku luka lagi, cadel lagi, lemes lagi. 

Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha.



Kalau yang ini perihal jumlah buku di negara kita tercinta ini nggak sebanding sama jumlah penduduknya. Sekalipun bukunya banyak pasti adanya di kota-kota besar. Untuk yang tinggal di kampung atau pedalaman, "surga buku" a.k.a perpustakaannya juaaauhhhh, lebih jauh dari warung(?) sekalinya ada buku di sekolah pun juga buku dari pemerintah, dan bukunya udah jadul banget, dari jaman nenek moyang.

Btw, "Udah baca berapa banyak buku di tahun ini?"

Hm ... kalau aku sih udah baca 7 buku antologi cerpen hasil event, plus buku-buku lainnya kayak buku motivasi punya mama, buku antologi cerpenis jaman dulu, serial Harry Potter yang ada 7 buku itu, sama novel yang sekarang lagi aku baca, yaitu Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Belum lagi ensiklopedia versi anak-anak yang masih suka iseng-iseng aku baca (ada 7 serial, tentang negara, olahraga, tanaman, hewan, bumi, anggota tubuh, dan serangga). Total berapa tuh? 

Sebenernya buku nggak hanya dalam bentuk "buku", ada juga dalam bentuk elektronik alias e-book. Kalian bisa pinjem di aplikasinya Perpustakaan Nasional (iPusnas) atau beli di Google Books. Atau kalau nggak suka cerita dari buku, baca aja cerita dari aplikasi semacam wattpad! 

Baca bisa lewat mana aja, kawan, jadi gak usah ngeles kalau abis itu kalian disuruh baca buku, ya! :p

Tapi buat kutu buku kayak aku, aku kurang cocok kalau baca buku lewat gawai, udah cocok baca bukunya bener-bener lewat buku. Bener-bener pegang buku, jadi feel membacanya mantap.

Eits, balik lagi ke kalian, ya! Kalian nyamannya bagaimana, mau baca lewat kertas atau layar, terserah kalian, yang penting kalian paham sama apa yang lagi kalian baca!

Dan ini ada beberapa shorts di youtube yang udah pernah aku tonton.


Setujukah peringkat 44 dari 44 negara? Setuju setuju aja saya mah. Gak kaget kok.



Huhuhuhu, kalau nilai jelek dimarahin, dihukum. Ranking adalah suatu bentuk "kekuasaan" jaman kita sekolah dulu, ye gak?

Pernah pula jaman SMA, aku dapet ranking 10 ke bawah, terus saudara dari om ku nanya ke aku, "Kamu ranking berapa", aku jawab aja ranking 19. Terus dia kayak kecewa gitu. Lah? Emang kenapa, Bu? Salah? Lagian di akhirat nanti saya gak bakal ditanya dulu dapet ranking berapa. 

Btw, sekarang saya jadi guru, lho, Bu. Keren kan, anak ranking 19 jadi guru? Who knows? Hihihihi.



Hiks, telat. Emang, kurang ajar banget. Nyuruh janjian jam 10, tapi datengnya malah jam 11. Jam di rumahmu telat sejam atau gimana?


Maaassiiihhhh banyak lagi video versi short di youtube yang udah aku tonton perihal SDM Indonesia. Nggak mungkin aku sebutin semua di postingan ini, nanti kalian ngantuk. Hahahaha!


Well, aku merasa kegemaranku membaca buku karena sebagian menurun dari mamaku (eaaaaaa). Wkwkwkwk, beneran deh. Mamaku juga suka banget baca buku. Bahkan, di rumahku pun ada perpustakaan mini. Sebagian besar buku di perpus mini itu punya mamaku. Dari kecil pun aku juga udah dikasih buku, meskipun buku ala anak-anak gitu. Kayak buku pop-up yang halamannya bisa dimain-mainin, buku cerita pendek bergambar, sampai ensiklopedia khusus anak. Dari situlah kegemaranku membaca jadi tumbuh. Aku tau siapa diriku sebenarnya. Aku jadi kutu buku dan cerpenis (penulis cerpen). Alhamdulillah aku nggak salah jalan, meskipun terkadang masih ada rintangan di sepanjang perjalanan.

Yap, ibarat kita jalan ke rumah saudara, kita nggak nyasar, tapi ada aja "ujiannya". Misalnya kayak jalanan yang nggak mulus, aspalnya acak-acakan, becek, banyak angkot ngetem di pinggir jalan bikin macet, tapi kalian gak nyasar. Itu wajar.


Oke, sekian dari aku. Harapanku untuk kalian semua, bacalah minimal satu buku dalam sebulan. Terserah mau novel, buku kumpulan cerpen, majalah, koran, atau buku biografi. Pokoknya yang penting baca. Malah lebih bagus lagi kalau bacanya buku tentang agama. Bagi para muslim, selain mengaji, baca Al-Quran, lebih bagus lagi kalau terjemahan ayatnya juga dibaca, biar kalian tahu dan paham apa yang lagi kalian baca. Percuma kalau cuma baca tapi kagak paham.


Kalau Mulan punya 3 slogan, Loyal - Brave - True ....

Aku punya 3 slogan juga, Baca - Teliti - Paham.


Percuma kalian membaca tapi kagak diliat apa maksud dari apa yang lagi dibaca dan ujung-ujungnya nggak paham. Capek deh ....


Sekian dariku, sampai jumpa lagi~



Sumber gambar
  • https://www.wired.com/
  • https://media.tenor.com/

Jumat, 09 Agustus 2024

The Tale of Azalea


August 9th, Partly Cloudy


HAAAALLLLOOOOOO!!! Balik lagi bersama saya Pink Azalea a.k.a Asalia Rizky Putri!

Bagaimana kabar kalian di hari Jumat menjelang weekend? Apakah masih sibuk? Atau pekerjaan sudah selesai semua, tinggal nunggu kerjaan baru? Hm, kalau aku sih ... pilihan yang kedua. Nunggu kerjaan baru. Nunggu hari Kamis tiba untuk mengajar lagi di pesantren dengan materi baru, nunggu murid yang bersedia belajar sama aku di Superprof, dan nunggu jadwal pengisian KRS. Errrrr ... ternyata kuliah masih bulan depan (atau bulan ini, auk dah) nunggu info aja-___- kalau jadwal kuliah belum jelas, aku harus hati-hati dalam menyusun jadwal. Karena, kalau jadwal kuliah sudah fix, bisa jadi jadwal yang aku buat sebelumnya bakal "tabrakan" atau "perang". Bayangin aja misalnya kalau ada jadwal kuliah di hari Kamis jam 10 pagi, sedangkan hari Kamis aku harus ngajar di pesantren dari jam 09.45 - 11.00 WIB, terus abis itu belajar tahsin. Mesti diatur baik-baik.

Weeehhh, ngapa jadi curhat panjang lebar ya wkwkwkwk. Maaf kawan, kebiasaan :v


Huhuy, sekarang aku lagi suka banget blogging, semenjak akun gmail asaliapark@gmail.com udah bisa di-login lagi. Rasanya setiap hari pengen ngunjungin blog, desain ulang blog, baca postingan lama, dan lainnya. Gapapa lah, daripada kencan mulu sama microsoft word, sekali-sekali ke blogspot.

Jadi, kali ini aku mau curhat tentang ... huhuhu (ceritanya nangis) perasaan hatiku. Kalian pasti tau istilah "pacaran", "jatuh cinta", "cinta monyet", dan semacamnya. Aku ngalamin, dan aku nggak meremehkan atau merendahkan kalian yang juga sedang merasakan jatuh cinta, apalagi yang punya pacar. 

Aku mau nyeritain sebagian cerita hidupku (eaaaaa) ketika aku pacaran jaman dulu. Tahun 2013 dan tahun 2019. Sebenarnya mantanku itu ada 4 (TAPI AKU BUKAN PLAYGIRL YA HAHA), tapi entah kenapa 2 di antara 4 ini rasanya paling nyeeessss ....


Banyak kenanganku dengan mantanku di tahun 2013. Bahkan aku menganggap dia sebagai mantan terindahku. Ternyata, ketika dia pacaran sama aku, dia juga ada rasa buat temen satu sekolahnya (aku sama dia beda sekolah). Jadi, istilahnya hati Mantan 2013 aku itu "dibagi dua". Satu buat aku, satunya lagi buat temen sekolahnya. Dilema. Aku putus dari dia, dia jadian sama orang yang satunya. Puas lo?

Tapi, beneran deh, kenangan aku sama dia ... yah, tidak bisa diceritakan dengan kata-kata, hanya bisa digambarkan dengan adegan dalam pikiran(?) maksudnya momen-momen aku sama dia, peristiwanya, masih bisa aku ingat, tapi kalau dijadiin kata-kata, rasanya susah.

Mungkin lirik lagu ini bisa mewakilkan perasaan aku buat dia.




Perhatiin liriknya baik-baik. Kira-kira itulah isi hatiku buat si Mantan 2013 ini :')

Sayang bukan dia takdirku, atau memang iya, Allah Maha Tahu ....

Aku tau lagu ini dari Yangyang dan Kun pas mereka kolaborasi main biola sama piano bareng. Huhuhuyyyy~~~ 

Lagu bahasa Mandarin, keinget Mulan. Wekekekekek :v


Ini MV aslinya. Bikin tambah mewek.


梁靜茹 Fish Leong【可惜不是你 Unfortunately Not You】Official Music Video


滾石唱片 ROCK RECORDS
Sampe berkali-kali aku ngusap mata pake bantal karena aku nontonnya sambil rebahan -____-

Setahuku, MV tersebut tentang perempuan buta yang punya kekasih (atau cuma PDKT-an, ya?) terus mereka sempet berantem. Si perempuan pergi, kekasihnya nyari-nyari. Ternyata, dia udah bisa ngeliat lagi setelah ditolong seseorang. Entah dioperasi atau gimana. Pas dia buka mata, bukan kekasih lamanya yang dia liat, tapi orang baru. Nggak tau dia nyadar atau nggak kalau selama ini dia berada di dua orang yang berbeda(?) Maaf kalau aku salah deskripsiin hehehehe.

Kalau diibaratkan jadi aku bisa juga sih. Aku yang sempat "buta", dibilang pacaran itu kagak boleh, malah nekat. Terus putus, ditolong seseorang, aku buka mata, bisa melihat lagi, ternyata yang membuka mataku adalah jodohku. Eaaaa :''')


Meskipun udah putus, aku sama dia masih sempet kontakan. Seriiiiinggggg banget. Pas dia udah putus dari pacarnya pun dia curhat ke aku (atau nggak, ya? Lupa. Wkwkwkwk). Curhatannya tuh nggak jauh-jauh dari perihal jatuh cinta, deh! Kadang aku menilai dia sebagai "orang yang tidak bisa hidup tanpa cinta". Nggak punya pacar rasanya hambar. Ewh. Terus dia sempet curhat juga kalau dia udah lelah sama hidupnya, pengen bunuh diri ... wuah, kayaknya OST Mulan yang I'll Make a Man Out of You cocok deh buat dia!

Tapi, kenapa aku masih mau menerima dia, bahkan menganggapnya sebagai sahabat?

Ah, entahlah ....

Ada istilah "cinta itu buta". Memang betul, aku akui itu. Cinta bisa bikin buta, bikin bodoh, bikin planga-plongo.


Untuk mantan tahun 2019, dia adalah adik tingkatku jaman kuliah. Sebenarnya hubungan aku sama dia putus mungkin karena salahku. Aku pernah cerita ke dia kalau aku punya mantan terindah di tahun 2013, terus diem-diem dia kirim pesan ke Mantan 2013, mereka hampir "perang dingin" dan si Mantan 2019 mutusin aku, Mantan 2013 pun juga blokir semua akun medsosku meskipun sekarang udah di unblock.

Bodohnya diriku!


Satu tahun yang lalu, aku sempat blokir semua akun mantanku. Termasuk Mantan 2013 dan 2019. Tapi, tiba-tiba aku merasa kalau aksi blokir akun yang aku lakukan merupakan bagian dari rasa dendam, dan rasa dendam itu asalnya dari setan, aku pun berusaha untuk memaafkan mereka, terutama Mantan 2013 ini. Aku unblock semua akunnya. Dia bisa liat WA story dan insta story-ku lagi. Kadang dia suka nyeletuk, comment statusku lewat japri. Bahkan, Mantan 2013 sempet ngucapin selamat ulang tahun ke aku, meskipun pas ulang tahunnya aku nggak ngucapin apa-apa ke dia, karena jaringanku dan dia sedang dihalangi oleh tembok besar.


Eits, ingat, kawan! Dalam Islam, harusnya kita tidak boleh berpacaran! Itu sama saja zina. Yah, terserah kalian aja, sih. Aku cuma ngingetin. Aku nggak mau jadi PHO buat kalian yang lagi asyik-asyiknya berduaan sama pacar, atau bahkan ada yang lagi ngerayain hari jadian. Silakan kalian nikmati masa-masa cinta kalian. Jangan salahkan aku kalau misalnya setelah itu kalian jadi berubah pikiran dan debat sama pacar kalian. Aku nggak mau menyalahkan siapa pun.

Bagi diriku, ditembak cowok, kemudian pacaran, bagaikan sedang tenggelam di lautan luas yang dalam. Tapi bukan tenggelam versi Fuadh Naim, ya, itu mah beda lagi HAHAHAHAHA! Lalu, beberapa waktu kemudian ... mungkin minggu atau bulan, aku diputusin, itu bagaikan ada sebuah perahu yang datang menyelamatkanku. Kemudian aku menangis, merasa galau, sakit hati, itu bagaikan diriku yang abis kelamaan menyelam, kebanyakan menelan air laut, nggak bisa napas, pas udah di daratan, mengatur napas.


Jadi begini intinya:


Pacaran -> Tenggelam di lautan
Diputusin -> Ada perahu datang menyelamatkan
Galau -> Mengatur napas setelah kelamaan tenggelam


Seperti itu penggambaran diriku tentang kehidupan cinta monyet ini.


Apa yang bisa dipetik dari penjelasanku tersebut?

Allah menyelamatkanku, menyelamatkan kita semua yang habis diputusin pacar. Lagi sayang-sayangnya malah diputusin. Jangan salahkan mantan, lihat ke arah cahaya terang yang baik. Kita diputusin, itu artinya Allah sayang dengan kita semua. Allah memberikan "perahu" agar kita selamat setelah tenggelam berhari-hari. Meskipun setelah itu kita merasa sesek napas bahkan sampe muntah-muntah karena kebanyakan minum air laut (read: galau).


Tapi, di samping itu, ada ibarat juga di mataku, tapi versi Maleficent. Hihihihi ....



Ibarat diriku yang diputusin pas lagi sayang-sayangnya.



Bagaikan diriku yang mendapat kabar kalau mantan udah pacar baru nggak lama setelah putus dariku.



Yah, syukurlah para mantanku belum punya anak, dan aku bukan Maleficent. Kalau iya, mungkin aku udah mengutuk keponakanku sendiri. Ckckckck.


Keren kan imajinasiku? Eaeaeaeaea~~~~ /PLAK/


Oke, bagi kalian yang jomblo, bersyukurlah kalian tidak merasakan apa itu "pacaran", yang jelas-jelas sudah dilarang dalam Islam. Mau itu pacaran syar'i kek, TTM kek, atau blablablabla apapun itu yang kisahnya saling jatuh cinta, deket-deketan mau pacaran tapi malah ngeles. LOL.

Ingat, kalau ingin bertemu dengan pangeran kalian, berdoa kepada Allah, semoga dipertemukan dengan seseorang yang baik untuk kalian. Jodoh sudah ditentukan oleh-Nya. Kita juga harus memperbaiki diri. Kalau kita tetap stay tanpa ada perbaikan, ya gimana si pangeran mau dateng? Kalau mau sesuatu tuh harus ada usahanya, dong!


Hm ... dan untuk seseorang di sana, yang sedang aku "kagumi", lirik lagu ini mungkin cocok untukmu~




Sejak aku bertemu denganku, hidupku terasa baru~ Meskipun bukan hanya tentang cinta, tetapi hidupku jadi lebih termotivasi dan bersemangat. Rasa terima kasih kusampaikan dalam setiap doaku, untukmu, seseorang ....


Sekian dariku, sampai jumpa di postingan selanjutnya! Happy weekend!



Sumber gambar
  • https://qph.cf2.quoracdn.net/
  • https://fairytaleandfantasy.wordpress.com/