Minggu, 25 Agustus 2024

Kau Baca, Kau Hebat


August 25th, Partly Cloudy


Haaaaiiiii semuaaaa!!! Pink Azalea si tukang ngoceh lewat tulisan balik lagi di blogspot kesayangannya!

Nah, sekarang, aku mau bahas tentang "membaca". Ya, membaca. Semua orang pasti tau apa itu membaca. Yang lagi kalian lakukan sekarang adalah membaca, pastinya. Dari waktu masih bocah pun kalian juga udah sering membaca meskipun cuma baca tulisan sebuah merk produk di bungkus makanan atau minuman. Hahahaha. 

Yah ... meskipun setiap hari kita membaca, tetapi sebenarnya bukan membaca itu yang aku maksud.

Maksudku adalah ... membaca buku. 

Membaca yang benar.

Membaca yang teliti.

Berpikir setelah membaca.

Oh yeah~


Dari suatu video yang aku tonton di youtube, peringkat membaca warga Indonesia itu 60, lho. Wow, ternyata lebih rendah dari rankingku jaman SMA! /PLAK/

Aku sih nggak kaget. Memang tidak semua warga kita suka membaca buku, jangankan membaca buku deh, membaca tulisan yang panjang-panjang aja males. Makanya, kita lebih seneng baca berita yang udah dirangkum di suatu foto media sosial semacam instagram (kan biasanya akun medsos berita suka nge-post berita dalam bentuk gambar yang dikasih tulisan). Kemudian, versi lengkapnya ada di caption fotonya. Tapi kebanyakan ... pada males baca caption-nya, ya? Ujung-ujungnya malah sotoy(?) 

Selain males baca, mungkin orang Indonesia juga ada yang males buat nulis dan ngetik (menurut aku). Misalnya, pas mau curhat, kebanyakan orang pasti mengandalkan VN (voice note) atau menelepon orang yang pengen dicurhatin. Sekalinya menulis atau mengetik, pasti hasilnya acakadul dan butuh editor. Wah, pengalaman hidupku banget.

Aku udah ikut lebih dari 30 event menulis, bagi karya tulis yang terpilih, karyanya akan dibukukan, istilahnya antologi. Aku udah punya sekitar 20 buku antologiku bersama para penulis yang lain. Sayangnya, meskipun cerita mereka bagus-bagus, kelemahannya masih ada; dimulai dari EYD-nya yang acak-acakan; tanda bacanya yang nggak sesuai; sampai paragraf yang panjangnya minta ampun, 3 paragraf malah digabung jadi 1 paragraf. Ckckckck. Karena sebagian besar penyelenggara event menulis tersebut mengharuskan pesertanya buat self-editing atau mengedit sendiri naskah mereka sebelum dikasih ke pihak penyelenggara lomba, jadinya pihak penerbit udah gak ambil tanggung jawab lagi soal edit naskah. Makanya buku antologi cerpen yang aku buat bareng penulis yang lain tulisannya masih ada yang salah.

Ada pula dari pengalamanku juga, aku bekerja sebagai guru freelance bahasa Indonesia di suatu pesantren daerah Kranggan, Bekasi. Alhamdulillah para santri di sana baik, meskipun pada laki-laki semua karena itu memang pondok pesantren untuk laki-laki(?) wuehehehe, aku jadi kayak Mulan, cewek sendiri di antara semua cowok (apaansih).

Ilmu agama mereka bagus, membaca Al-Quran juga baik dan benar, tapi ada kelemahan juga di mereka. Pernah suatu hari aku mengadakan tes dikte untuk mereka, ya ngecek aja gitu, seberapa baik mereka mendengar, memperhatikan, dan menulis. Ternyata, ada yang nulisnya disingkat, misalnya kata "yang" disingkat jadi "yg" atau "laki-laki" malah disingkat jadi "laki2x". HELLO! KALIAN BUKAN LAGI CHATTING-AN SAMA TEMEN! KALIAN LAGI NGERJAIN TUGAS! *ngegas ala Mushu pas negur Cri-Kee ketika salah nulis surat*


Pernah juga aku mendikte mereka dengan kata perintah atau seruan, yang tanda seru (!) nya harusnya satu aja, malah jadi tiga -____- terus dikasih spasi pula antara kata sama tanda serunya. Huft, sabar lah, duniaku dan dunia mereka memang beda sih, aku nggak bisa memaksakan keadaan juga. Aku memang besar di dunia sastra dan linguistik, baca dan nulis; sedangkan mereka besar di lingkungan religius, banyak membaca juga, tapi bahan bacaannya beda. Begitulah.


Wow, sepertinya aku agak laen dari kalian. Kalau kalian pas lagi gabut lebih suka main gawai atau ngegibah bareng sohib, aku kebalikan dari kalian. Kalau lagi gabut atau lagi nunggu sesuatu, misalnya nungguin makanan di restoran, nungguin LRT atau KRL dateng, nunggu giliran dipanggil suster buat masuk ke ruang dokter, atau bahkan lagi nyantai di kampus pas jam kosong, aku baca buku. Yang lain gerakin mulut dan lidah buat bicara, aku gerakin mata buat membaca dan gerakin tangan buat membalikkan halaman buku.

Salam kenal, saya Asalia Rizky Putri si kutu buku yang pernah dapet angket "Terdiam" pada saat kelas 11.


Huhuy, kenapa tiba-tiba aku jadi ngomongin perihal suka membaca, sih? 

Aku abis nonton beberapa video di youtube yang ngebahas tentang SDM Indonesia yang masih rendah dan minat membaca Indonesia yang rendah. Terkadang aku murung, terkadang aku ketawa juga nonton video mereka. Ya mereka nggak salah kok ngasih taunya, aku juga nggak mau terlalu banyak ketawa, nanti malah keliatan aku ngejek negaraku sendiri, dong? Jangan lah yaaaa, lulusan Sastra Indonesia masa ngejek negaranya sendiri, sarjana macam apa aku ini? (???)


Aha! Aku punya pengalaman greget nih, sebenernya udah dari beberapa tahun yang lalu, zaman covid-19, tapi masih aku inget banget, dan kayaknya ini agak berhubungan sama warga negara kita yang kurang teliti dalam membaca.

Jadi, aku sekeluarga pernah kena covid-19, tapi alhamdulillah di samping itu semua, banyak orang yang respect ke ortu, aku, dan adek. Ada yang ngirim berbagai macam makanan dan minuman, dan pasti dikirimnya nggak cuma 4 buah aja, tapi bisa sampe sekardus! Datengnya juga bertubi-tubi, dong! Masyaallah, rezeki emang gak cuma dalam bentuk uang kan, kawan? :''')

Ada yang ngirimin susu kurma. Sampe 2 kardus kalau gak salah, isinya berapa aku lupa. Aku update tuh di medsosku, pamerlah dikit kalau aku abis dapet "sumbangan", hihihihihi. Terus di caption-nya aku tulis, meskipun aku lagi minum susu kurma itu, aku nggak bisa ngerasain apapun. Ya kalian tau lah penderita covid-19 waktu dulu kan gak bisa ngerasain apapun di tubuhnya (read: mati rasa), ngerasain makanan dan minuman pun gak bisa. Jadi, meskipun nikmat, tapi aku nggak bisa merasakan rasanya(?)

Lalu, gokilnya, ada temen yang japri aku, dia nanya, "Susunya enak nggak, Sa?" kira-kira begitu. Dia nanya rasa susunya, padahal sebelumnya kan aku udah kasih keterangan kalau seluruh tubuhku lagi mati rasa.

WOY, HELLO! LO BACA ATAU CUMA NGELIAT FOTO GUE SIH? AMPUN DAH, KALAU GUE PUNYA KEKUATAN CHI SAMA PEDANG KAYAK HUA MULAN, GUE HAJAR LU!

Huh, sabar ... sabar ....

Temenku ini juga pernah miskomunikasi sama aku, lalu aku sama dia sempet musuhan beberapa minggu karena miskomunikasi ini. Entah aku yang salah kirim pesan atau lagi-lagi ... dia yang salah baca. Auk ah gelap. Capek gue.


Itulah pentingnya membaca~~~


Oh iya, ada yang ingat tentang seorang suami dari artis Indonesia yang terkena kasus korupsi sampe triliunan itu? Nama artis ini hampir sama dengan artis yang lain, cuma terbalik doang, dan ketika netizen mau menghujat si istri, ngehujatnya malah salah alamat.

Siapa tuhhhhh???

Sandra Dewi dan Dewi Sandra~

Yang satu artis beda agama, yang satunya lagi artis hijrah. Netizen nyasarnya malah pada ke alamat yang kedua(?) alamak, kalau mereka udah pada sadar salah alamat, malu gak sih? Ckckckck.


Ada pula suatu kejadian dari seorang youtuber, Bang Koi (Sepulang Sekolah), dia pernah bilang kalau dirinya adalah guy. Ya gak salah sih, kan memang iya. Tapi malah pada protes, sok-sokan nasihatin.

WOY, HELLO! G-U-Y bukan G-A-Y.

Ampun deh. Kalau Ling di OST Mulan yang I'll Make a Man Out of You bilang, "Boy, was I a fool in school for cutting gym." Kalau yang salah paham antara "guy" sama "gay" itu bilangnya, "Boy, was I a fool in school for English class."(?)

Maaf kalau kalimatnya salah. Huehehehehe.

Kesalahpahaman orang tentang "guy" jadi "gay" ini bagaikan orang yang lagi naik LRT Jabodebek Cibubur Line terus mau transit ke Stasiun KRL Cawang. Harusnya dia turun di Stasiun LRT Cikoko, tapi mentang-mentang ada Stasiun LRT Cawang, dia jadi turun di Stasiun LRT Cawang karena dia mengira nama sama, pastilah berseberangan. Padahal tidak selalu begitu.


Ini beberapa video tentang SDM Indonesia yang masih rendah dan minat baca Indonesia rendah yang udah pernah aku tonton.


Ini video Bang Koi yang aku maksud. Di sini dia juga ngebahas perihal orang Indonesia yang antisains. Contohnya dari Menteri Kesehatan Indonesia yang bilang katanya covid-19 gak akan masuk ke Indonesia karena warga Indonesia rajin berdoa. Hm ... antara mau ketawa sama mengucap syukur.

Ya nggak salah sih, kita banyak berdoa, Insyaallah nggak ada yang nggak mungkin. Tapi, kalau usahanya nggak ada, bagaimana?

Ambil contoh aja dariku yang penderita epilepsi ini. Aku jarang kambuh, karena aku rajin berdoa. Tetapi, ketika obat epilepsiku sudah mulai habis meskipun doa masih aku "ucapkan" di dalam hati, tetap saja aku akan kambuh lagi. Kejang lagi, bibir dan lidahku luka lagi, cadel lagi, lemes lagi. 

Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha.



Kalau yang ini perihal jumlah buku di negara kita tercinta ini nggak sebanding sama jumlah penduduknya. Sekalipun bukunya banyak pasti adanya di kota-kota besar. Untuk yang tinggal di kampung atau pedalaman, "surga buku" a.k.a perpustakaannya juaaauhhhh, lebih jauh dari warung(?) sekalinya ada buku di sekolah pun juga buku dari pemerintah, dan bukunya udah jadul banget, dari jaman nenek moyang.

Btw, "Udah baca berapa banyak buku di tahun ini?"

Hm ... kalau aku sih udah baca 7 buku antologi cerpen hasil event, plus buku-buku lainnya kayak buku motivasi punya mama, buku antologi cerpenis jaman dulu, serial Harry Potter yang ada 7 buku itu, sama novel yang sekarang lagi aku baca, yaitu Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Belum lagi ensiklopedia versi anak-anak yang masih suka iseng-iseng aku baca (ada 7 serial, tentang negara, olahraga, tanaman, hewan, bumi, anggota tubuh, dan serangga). Total berapa tuh? 

Sebenernya buku nggak hanya dalam bentuk "buku", ada juga dalam bentuk elektronik alias e-book. Kalian bisa pinjem di aplikasinya Perpustakaan Nasional (iPusnas) atau beli di Google Books. Atau kalau nggak suka cerita dari buku, baca aja cerita dari aplikasi semacam wattpad! 

Baca bisa lewat mana aja, kawan, jadi gak usah ngeles kalau abis itu kalian disuruh baca buku, ya! :p

Tapi buat kutu buku kayak aku, aku kurang cocok kalau baca buku lewat gawai, udah cocok baca bukunya bener-bener lewat buku. Bener-bener pegang buku, jadi feel membacanya mantap.

Eits, balik lagi ke kalian, ya! Kalian nyamannya bagaimana, mau baca lewat kertas atau layar, terserah kalian, yang penting kalian paham sama apa yang lagi kalian baca!

Dan ini ada beberapa shorts di youtube yang udah pernah aku tonton.


Setujukah peringkat 44 dari 44 negara? Setuju setuju aja saya mah. Gak kaget kok.



Huhuhuhu, kalau nilai jelek dimarahin, dihukum. Ranking adalah suatu bentuk "kekuasaan" jaman kita sekolah dulu, ye gak?

Pernah pula jaman SMA, aku dapet ranking 10 ke bawah, terus saudara dari om ku nanya ke aku, "Kamu ranking berapa", aku jawab aja ranking 19. Terus dia kayak kecewa gitu. Lah? Emang kenapa, Bu? Salah? Lagian di akhirat nanti saya gak bakal ditanya dulu dapet ranking berapa. 

Btw, sekarang saya jadi guru, lho, Bu. Keren kan, anak ranking 19 jadi guru? Who knows? Hihihihi.



Hiks, telat. Emang, kurang ajar banget. Nyuruh janjian jam 10, tapi datengnya malah jam 11. Jam di rumahmu telat sejam atau gimana?


Maaassiiihhhh banyak lagi video versi short di youtube yang udah aku tonton perihal SDM Indonesia. Nggak mungkin aku sebutin semua di postingan ini, nanti kalian ngantuk. Hahahaha!


Well, aku merasa kegemaranku membaca buku karena sebagian menurun dari mamaku (eaaaaaa). Wkwkwkwk, beneran deh. Mamaku juga suka banget baca buku. Bahkan, di rumahku pun ada perpustakaan mini. Sebagian besar buku di perpus mini itu punya mamaku. Dari kecil pun aku juga udah dikasih buku, meskipun buku ala anak-anak gitu. Kayak buku pop-up yang halamannya bisa dimain-mainin, buku cerita pendek bergambar, sampai ensiklopedia khusus anak. Dari situlah kegemaranku membaca jadi tumbuh. Aku tau siapa diriku sebenarnya. Aku jadi kutu buku dan cerpenis (penulis cerpen). Alhamdulillah aku nggak salah jalan, meskipun terkadang masih ada rintangan di sepanjang perjalanan.

Yap, ibarat kita jalan ke rumah saudara, kita nggak nyasar, tapi ada aja "ujiannya". Misalnya kayak jalanan yang nggak mulus, aspalnya acak-acakan, becek, banyak angkot ngetem di pinggir jalan bikin macet, tapi kalian gak nyasar. Itu wajar.


Oke, sekian dari aku. Harapanku untuk kalian semua, bacalah minimal satu buku dalam sebulan. Terserah mau novel, buku kumpulan cerpen, majalah, koran, atau buku biografi. Pokoknya yang penting baca. Malah lebih bagus lagi kalau bacanya buku tentang agama. Bagi para muslim, selain mengaji, baca Al-Quran, lebih bagus lagi kalau terjemahan ayatnya juga dibaca, biar kalian tahu dan paham apa yang lagi kalian baca. Percuma kalau cuma baca tapi kagak paham.


Kalau Mulan punya 3 slogan, Loyal - Brave - True ....

Aku punya 3 slogan juga, Baca - Teliti - Paham.


Percuma kalian membaca tapi kagak diliat apa maksud dari apa yang lagi dibaca dan ujung-ujungnya nggak paham. Capek deh ....


Sekian dariku, sampai jumpa lagi~



Sumber gambar
  • https://www.wired.com/
  • https://media.tenor.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar