STAR BLOSSOM
Author: pinkazalea21
Cast:
1. Doyoung (NCT) as Kim Doyoung
2. Sejeong (Gugudan) as Kim Sejeong
And other cast
Genre: Teen | Humor | Romance
Length: Oneshoot
Rating: PG-15
Characters they belong to God and themselves~
------------------------------
Berbagai macam buku dan alat tulis ada di meja belajar Sejeong. Sebenarnya ia ingin belajar, untuk menghadapi ujian besok. Tapi entah mengapa ia malas untuk belajar, ditambah lagi banyak materi yang harus dipelajari, membuatnya semakin malas untuk belajar.
"Sejeong, aku kira kau sedang belajar." suara kakaknya, Jiyeon, membuyarkan konsentrasinya untuk menggambar.
"Yak! Eonni, kalau ingin masuk kamar, setidaknya ketuk pintu dulu. Kau membuatku kaget." ia melayangkan tangannya kepada Jiyeon.
"Memangnya kau sedang apa sih?" tanya Jiyeon.
"Menggambar."
"Menggambar apa?"
"Eung... ada deh..." Sejeong menyembunyikan kertas gambarnya di bawah bantal.
"Aku ingin lihat!"
"Jangan! Jangan!" Jiyeon mulai berulah untuk mengambil gambarnya, Sejeong tetap berusaha untuk melindunginya. Tapi sayang, usahanya gagal.
"Waw, siapa ini?" tanya Jiyeon setelah melihat gambar Sejeong.
"Eonni ingin tahu saja." Sejeong merengut.
"Hahaha, kau sedang suka dengan seseorang, ya?"
"Menurutmu?"
"Entahlah. Kan aku tidak tahu."
"Ya sudah kalau tidak tahu. Sana, keluar! Keluar!" Sejeong mendorong badan Jiyeon untuk keluar dari kamar.
"Sejeong, aku ke sini untuk memberikan ini kepadamu." ia memberikan sesuatu kepada Sejeong. Sebuah binder.
"Dari siapa ini?" tanya Sejeong.
"Aku tidak tahu, tadi aku bertemu dengannya di depan kelasku. Dan dia memberikan ini kepadaku. Katanya aku harus memberikannya untukmu. Oh ya, yang memberikan ini jenis kelaminnya laki-laki." Jiyeon mulai cekikikan.
"Namanya siapa?"
"Tidak tahu."
"Ih, bagaimana sih? Masa tidak tahu?"
"Dia tidak mau memberitahu namanya kepadaku. Mungkin di dalam binder itu terdapat kartu ucapan dan namanya tertulis di sana."
"Baiklah. Ya sudah, sana pergi!"
"Iya iya!"
Setelah Jiyeon keluar dari kamar, Sejeong membuka binder itu. Warnanya biru. Semua kertasnya polos, tidak tertulis apa-apa. Tetapi di halaman terakhir terdapat tulisan.
Halo Sejeong
Kau penasaran siapa aku?
Kalau iya, kau bisa menungguku di taman dekat sekolah pada pukul 4 sore, besok
Aku tunggu kedatanganmu
***
Keesokan harinya...
Kringgggg.....
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, dan guru yang mengajar masih asyik berbicara di depan kelas. Semua murid kelihatan mengantuk, termasuk Sejeong.
"Duh, kapan kita akan pulang?" keluh Hayoung, teman sebangku Sejeong.
"Entahlah. Mungkin tahun depan," jawab Sejeong seenaknya.
"Yak!" Hayoung memukul lengan Sejeong. Sejeong membalasnya dengan menginjak kaki Hayoung.
"Ish..." Hayoung meringis kesakitan. Sejeong menjulurkan lidahnya kepada Hayoung.
"Baik, sekarang waktunya pulang. Terima kasih untuk hari ini," kata sang guru. Semua murid langsung mengucapkan kata-kata yang bermakna untuk bersyukur.
"Akhirnya... akhirnya..." Sejeong mengucek matanya yang sedari tadi ia tahan untuk tetap terbuka.
"Kau ingin pulang bersamaku?" tanya Hayoung.
"Tidak. Aku ingin bertemu dengan seseorang," jawab Sejeong.
"Siapa itu?"
"Ada deh..." Sejeong memakai tasnya dan pergi meninggalkan Hayoung.
"Sejeong jelek!" seru Hayoung kesal.
Sejeong pergi ke taman. Ia tidak melihat siapapun di sana, padahal sudah jam setengah 5.
"Ke mana orang itu? Apa jangan-jangan dia sudah pulang karena menungguku terlalu lama?" pikir Sejeong.
"Sejeong, maaf aku terlambat." seseorang menghampirinya sambil berlari.
"Harusnya aku yang minta maaf karena terlambat," balas Sejeong.
"Perkenalkan, namaku Kim Doyoung." Doyoung membungkuk kepada Sejeong.
"Kim Sejeong." Sejeong balik membungkuk kepada Doyoung.
"Bagaimana binder dariku? Bagus, kan?" tanya Doyoung.
"Ah, ya! Terima kasih untuk bindernya. Kebetulan aku butuh buku gambar."
"Buku gambar? Itu kan harusnya dipakai untuk menulis."
"Iya sih. Tidak apa-apa, kan?"
"Tidak apa-apa kok. Hehehehe."
"Ngomong-ngomong, ada yang ingin kau bicarakan kepadaku? Sampai kita harus bertemu seperti ini?"
"Eung... aku ingin langsung berbicara tentang ini. Tapi aku mohon, kau jangan marah ya?"
Kringgggg.....
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, dan guru yang mengajar masih asyik berbicara di depan kelas. Semua murid kelihatan mengantuk, termasuk Sejeong.
"Duh, kapan kita akan pulang?" keluh Hayoung, teman sebangku Sejeong.
"Entahlah. Mungkin tahun depan," jawab Sejeong seenaknya.
"Yak!" Hayoung memukul lengan Sejeong. Sejeong membalasnya dengan menginjak kaki Hayoung.
"Ish..." Hayoung meringis kesakitan. Sejeong menjulurkan lidahnya kepada Hayoung.
"Baik, sekarang waktunya pulang. Terima kasih untuk hari ini," kata sang guru. Semua murid langsung mengucapkan kata-kata yang bermakna untuk bersyukur.
"Akhirnya... akhirnya..." Sejeong mengucek matanya yang sedari tadi ia tahan untuk tetap terbuka.
"Kau ingin pulang bersamaku?" tanya Hayoung.
"Tidak. Aku ingin bertemu dengan seseorang," jawab Sejeong.
"Siapa itu?"
"Ada deh..." Sejeong memakai tasnya dan pergi meninggalkan Hayoung.
"Sejeong jelek!" seru Hayoung kesal.
Sejeong pergi ke taman. Ia tidak melihat siapapun di sana, padahal sudah jam setengah 5.
"Ke mana orang itu? Apa jangan-jangan dia sudah pulang karena menungguku terlalu lama?" pikir Sejeong.
"Sejeong, maaf aku terlambat." seseorang menghampirinya sambil berlari.
"Harusnya aku yang minta maaf karena terlambat," balas Sejeong.
"Perkenalkan, namaku Kim Doyoung." Doyoung membungkuk kepada Sejeong.
"Kim Sejeong." Sejeong balik membungkuk kepada Doyoung.
"Bagaimana binder dariku? Bagus, kan?" tanya Doyoung.
"Ah, ya! Terima kasih untuk bindernya. Kebetulan aku butuh buku gambar."
"Buku gambar? Itu kan harusnya dipakai untuk menulis."
"Iya sih. Tidak apa-apa, kan?"
"Tidak apa-apa kok. Hehehehe."
"Ngomong-ngomong, ada yang ingin kau bicarakan kepadaku? Sampai kita harus bertemu seperti ini?"
"Eung... aku ingin langsung berbicara tentang ini. Tapi aku mohon, kau jangan marah ya?"
"Memangnya ada apa?"
"Semenjak aku melihat dirimu berjalan bersama dengan kakakmu di sekolah, aku tertarik kepada dirimu. Lalu aku mencari tahu tentang dirimu, lewat kakakmu."
Sejeong terdiam mendengar kata-kata Doyoung.
"Maukah kau menjadi pacarku?"
"Aku ingin pulang sekarang. Sampai bertemu lagi!" Sejeong berlari meninggalkan Doyoung.
"Sejeong-a! Sejeong-a! Tunggu aku!" Doyoung berusaha mengejar Sejeong. Tapi sayangnya, ia terjatuh dan ia pun kehilangan jejak Sejeong.
Doyoung pergi dengan wajah murung.
***
Sudah satu minggu berlalu. Sejeong selalu menghindar dari Doyoung, ketika Doyoung ingin menghampirinya. Jiyeon sampai menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya itu.
"Kau ini kenapa sih? Kalau Doyoung datang kepadamu, setidaknya kau mengajaknya berbicara, jangan menghindar terus!" kata Jiyeon kepada Sejeong ketika mereka sedang makan di kantin sekolah.
"Aku masih shock karena Doyoung menembakku seminggu yang lalu, jadi aku selalu begini."
"APA?! KAU..."
"Eonni!" Sejeong segera menutup mulut Jiyeon.
"Yak! Yak!" Jiyeon melepas tangan Sejeong dari mulutnya. "Benar kau ditembak oleh Doyoung?"
"Iya." mendadak pipi Sejeong memerah karena malu.
"Kenapa tidak kau terima saja... lumayan lho, jadi statusmu tidak jomblo terus," ledek Jiyeon.
Sejeong memukul kepala Jiyeon dengan sumpit.
"Permisi, boleh minta waktunya sebentar?" seorang murid datang menghampiri mereka yang sedang asyik mengobrol.
"Boleh, silahkan," jawab Jiyeon. Sejeong hanya tersenyum kepada murid itu.
"Perkenalkan, namaku Yoon Chaekyung. Ekskulku, teater, akan mengadakan lomba menyanyi. Ada yang berminat untuk ikut serta?"
Sejeong dan Jiyeon saling berpandangan.
"Aku mau!" Sejeong langsung mengangkat tangannya dengan pede.
"Boleh aku minta datamu?"
"Iya boleh."
"Silahkan tulis formulirnya di sini." Chaekyung memberikan selembar kertas kepada Sejeong.
NAMA: Kim Sejeong
TEMPAT/TANGGAL LAHIR: Jeonju, 28 Agustus 1996
JENIS KELAMIN: Perempuan
KELAS: 11
"Sudah." Sejeong memberikan kertas formulirnya kepada Chaekyung.
"Aku juga ingin mendaftar," kata Jiyeon.
"Silahkan diisi formulirnya." Chaekyung memberikan formulir kepada Jiyeon.
Tiba-tiba bel masuk berbunyi.
"Ah, sial! Sudah bel, bagaimana ini?" kata Jiyeon panik.
"Tidak apa-apa. Formulirnya dibawa saja dulu. Jam tiga sore nanti bisa diberikan ke ruang latihan teater di lantai 3," kata Chaekyung.
"Syukurlah kalau begitu. Aku bawa dulu, ya."
"Iya."
Kemudian mereka berpisah. Sejeong merasa senang karena akan mengikuti lomba tersebut.
"Yeay yeay! Eonni, aku akan ikut lomba menyanyi!" Sejeong melompat-lompat di sepanjang lorong sekolah.
"Yah... yah... aku harap penampilanmu tidak akan membuat para juri kecewa," kata Jiyeon.
"Terserah!" Sejeong masuk ke kelasnya. Jiyeon hanya tertawa.
***
3 hari kemudian...
Doyoung sedang belajar di perpustakaan sekolah. Tiba-tiba seseorang mencolek pundaknya.
"Doyoung-a! Ayo berkumpul di taman sekolah. Kita akan membicarakan sesuatu," kata Seongwoo, kemudian ia langsung meninggalkan Doyoung.
"Mengganggu waktu belajarku saja!" keluh Doyoung. Kemudian ia keluar mengikuti Seongwoo.
"Para anggota ekskul teater dan peserta lomba menyanyi, ayo berkumpul dulu!" seru Taeyong, ketua ekskul teater sekolah. Semua anggota ekskul dan peserta lomba pun berkumpul di taman.
"Semuanya sudah hadir?" tanya Taeyong.
"Sudah~"
"Kita akan membicarakan tentang lomba menyanyi yang akan diadakan dua minggu lagi. Konsep lomba akan dijelaskan oleh Jaehwan." Taeyong menyenggol Jaehwan.
"Jadi, setiap peserta lomba nanti, tidak akan menyanyi sendiri-sendiri, tetapi berdua, atau yang biasa kita kenal dengan 'duet'," jelas Jaehwan. Semua peserta terkejut mendengar pernyataan Jaehwan.
"Apa pasangannya boleh kita pilih sendiri?" tanya Jiyeon.
"Semua sudah diatur. Jadi kalian tidak usah memilih dengan siapa kalian akan menyanyi," jawab Jaehwan.
"Yah..."
"Daftar peserta akan aku beritahu sekarang." Taeyong berdiri dari duduknya untuk membacakan daftar peserta yang akan melakukan duet.
PESERTA LOMBA MENYANYI
-Oh Hayoung & Yoo Jeongyeon
-Kim Jiyeon & Im Nayoung
-Jung Chaeyeon & Yeom Haein
-Ong Seongwoo & Hwang Minhyun
-Kim Doyoung & Kim Sejeong
"Mengapa aku harus dipasangkan dengan Doyoung?!" protes Sejeong. "Semua peserta lomba dipasangkan dengan jenis kelamin yang sama, mengapa aku harus menyanyi bersama laki-laki?"
"Itu sudah kami atur, Kim Sejeong," jawab Taeyong. "Aku dan Jaehwan memilihmu untuk menyanyi bersama Doyoung karena suara kalian sangat bagus jika disatukan."
"Terima kasih atas pilihannya," kata Doyoung. "Aku dan Sejeong akan berusaha tampil dengan baik pada hari H nanti."
"Cieeee..." semua meledek mereka berdua. Doyoung tersenyum-senyum tidak jelas, sementara Sejeong masih merasa kesal.
***
"Kita ingin berlatih di mana?" tanya Doyoung kepada Sejeong. Mereka pulang bersama karena arah jalan rumah mereka sama. Sejeong hanya mengangkat bahunya.
"Jangan seperti itu! Ini untuk kebaikanmu juga. Kalau kau seperti ini, lebih baik kau mengundurkan diri saja dari lomba!" kata Doyoung yang sudah mulai kesal melihat tingkah Sejeong.
"Bagaimana kalau di tempat kerjaku saja?" Sejeong mulai sadar dari rasa gengsinya.
"Kau kerja?" tanya Doyoung.
"Ya. Aku menjadi karyawan freelance di sebuah kafe setiap hari Sabtu dan Minggu."
"Woaahhh... kau menjadi barista?"
Sejeong hanya menganggukkan kepalanya.
"Kau jago membuat kopi, dong!"
Sejeong kembali menganggukkan kepalanya.
"Baiklah. Kapan?"
"Besok saja. Jam 4 sore, bagaimana? Aku bekerja dari jam 10 pagi sampai jam 3 sore. Jadi satu jam kemudian kita gunakan untuk berlatih."
"Sedikit sekali waktu bekerjamu."
"Hehe, managerku memang baik hati." Sejeong tersenyum mengingat kebijakan managernya.
"Oke."
***
Pukul 4 sore Doyoung sudah tiba di kafe tempat kerja Sejeong. Sejeong sudah memberi alamat kafenya kepada Doyoung lewat akun chat, jadi Doyoung tidak usah repot-repot lagi bertanya kepada Sejeong.
"Selamat datang, ingin pesan apa?" tanya seorang barista di kafe itu. Sebenarnya Doyoung hanya ingin bertanya kepada barista tersebut di mana Sejeong berada. Tapi karena ia juga ingin menikmati kopi yang ada di sana, jadi Doyoung memesan kopi dulu.
"Ice vanilla latte," kata Doyoung sambil melihat menu.
"Atas nama siapa?"
"Kim Doyoung."
"Baik. Silakan ditunggu dulu."
"Oh ya, apakah Anda melihat Sejeong?" tanya Doyoung.
"Sejeong sedang berganti pakaian. Ada perlu apa?"
"Ahaha, tidak, ada tugas sekolah yang harus kami selesaikan."
Doyoung duduk di salah satu kursi kafe tersebut sambil menunggu pesanannya. Sepuluh menit kemudian, seseorang menghampirinya.
"Silakan," kata orang itu sambil memberikan pesanannya.
"Sejeong?" Doyoung terkejut melihat Sejeong.
Astaga... cantik sekali...
(videonya ditonton dulu ya, baru abis itu dilanjutin lagi baca FF nya :v)
(videonya ditonton dulu ya, baru abis itu dilanjutin lagi baca FF nya :v)
"Doyoung!" Sejeong memukul Doyoung yang sedang asyik melihat keelokan Sejeong.
"Eh, maaf, bagaimana?" tanya Doyoung yang masih kaget karena ulah Sejeong.
"Bagaimana apanya?"
"Itu... latihannya."
"Lebih baik kita mojok saja di sana, supaya tidak terganggu." Sejeong menunjuk tempat duduk yang ada di dekat jendela.
"Oke." mereka pun pindah ke pojok dan mulai membicarakan lagu yang akan mereka nyanyikan.
"Kita ingin menyanyikan lagu apa?" tanya Sejeong sambil menyeruput ice red velvet latte-nya.
"Aku baru saja mengarang sebuah lirik lagu. Dan kakakku membuat instrumennya. Judulnya Star Blossom. Pasti kau akan suka dengan lagunya."
"Judulnya lucu sekali," komentar Sejeong.
"Tapi aku yakin kau akan suka dengan lagunya."
"Semoga saja."
"Ini liriknya." Doyoung memberikan kertas bertuliskan lirik Star Blossom karangannya, juga handphone dan headset-nya.
"Dengarkan instrumennya dari handphone-ku," kata Doyoung. Sejeong mendengarkan instrumen lagu tersebut.
Mereka pun asyik berlatih, sampai jam enam sore.
"Nah, sudah selesai lagunya." Sejeong mengangguk-anggukkan kepalanya, menikmati nada lagu Star Blossom.
"Dilatih terus ya. Agar hari H nanti penampilan kita bagus," kata Doyoung.
"Iya."
"Aku pulang dulu. Selamat malam." Doyoung berdiri dari duduknya. Sejeong menarik tangan Doyoung.
"Ada apa?" tanya Doyoung.
"Terima kasih untuk hari ini," kata Sejeong. Pipinya memerah karena malu.
"Sama-sama," balas Doyoung. Ia tersenyum.
Mereka berdua keluar dari kafe. Doyoung naik ke mobilnya, sedangkan Sejeong naik bus. Mereka saling melambaikan tangan ketika kendaraan yang mereka naiki mulai berjalan.
"Oh My God..." Sejeong menepuk pipinya karena masih malu dengan kelakuannya tadi. "Apa yang tadi aku lakukan?"
"Ada apa, eonni?" tanya seorang anak yang duduk di sebelahnya. Sejeong terkejut.
"Eh, tidak apa-apa, kok. Hehehehe..."
***
Hari H
Semua peserta sudah siap di belakang panggung. Ada yang masih melatih suaranya, ada juga yang berdoa, semoga penampilan mereka bagus.
"Kau gugup?" tanya Jiyeon kepada Sejeong.
"Yah... gugup sedikit." Sejeong melihat Doyoung yang sedang sibuk melatih suaranya di dekat toilet. Kemudian ia tersenyum sendiri.
"Mengapa kau tersenyum seperti itu?" Jiyeon melihat Sejeong yang mendadak tersenyum.
"Lihat partnerku, sedang sibuk melatih suara di dekat toilet. Seperti tidak ada tempat lain saja," jawab Sejeong.
"Hahahahaha." Jiyeon tertawa melihat Doyoung.
"Jiyeon-a! Ternyata kau ada di sini. Siap-siap, yuk! Lima belas menit lagi lomba akan segera dimulai." Nayoung memanggil Jiyeon.
"Aku pergi dulu, ya. Sukses untuk kita berdua," kata Jiyeon kepada Sejeong.
"Semangat!" mereka melakukan tos bersama.
Sejeong menghampiri Doyoung yang masih sibuk berlatih.
"Hei, kau!" panggil Sejeong. "Ayo kita bersiap! Jangan sibuk sendiri!"
"Oh ya, maaf. Hehehe..." mereka mendekati pintu belakang panggung, satu persatu para hadirin datang untuk menyaksikan penampilan mereka.
"Woah... aku jadi gugup. Penontonnya banyak sekali," bisik Chaeyeon yang ikut mengintip di balik pintu.
"Santai saja. Kau kan akan menyanyi berdua. Kalau sendiri, mungkin kau akan lebih gugup," kata Sejeong.
"Iya juga ya," balas Chaeyeon.
"Chaeyeon, Sejeong, Doyoung, tolong berkumpul di dekat meja itu. Sebentar lagi acara akan segera dimulai," kata Jaehwan.
"Oke," jawab mereka bertiga.
Doyoung dan Sejeong duduk berdampingan sambil menunggu giliran mereka tampil. Sejeong menggumamkan lagu Star Blossom yang sudah ia pelajari bersama Doyoung.
"Sejeong, ini untukmu." Doyoung memberikan sebuah gelang kepada Sejeong. "Kata kakakku, gelang ini akan memberikan keberuntungan bagi para pemakainya. Pakailah." Doyoung memakaikan gelangnya kepada Sejeong. Pipi Sejeong langsung memerah.
"Terima kasih," kata Sejeong. Doyoung hanya tersenyum melihat tingkah Sejeong.
***
"Sekarang, lomba menyanyi dimulai!" kata Jaehwan. Refleks semua peserta berteriak karena kaget.
"Diam!" Seongwoo menenangkan mereka semua.
"Penampilan pertama akan dibawakan oleh... Oh Hayoung dan Yoo Jeongyeon!"
"Semangat Hayoung dan Jeongyeon!" kata Sejeong kepada mereka berdua.
"Terima kasih," jawab mereka berdua.
Lomba menyanyi berlangsung dengan lancar. Meskipun ada peserta yang lupa dengan lirik lagu yang harus dinyanyikan, tapi mereka bisa berimprovisasi dengan baik.
"Penampilan terakhir... Kim Sejeong dan Kim Doyoung!"
Semua hadirin bertepuk tangan, peserta yang lain juga bertepuk tangan untuk mereka.
"Semangat Kim Couple!" seru Minhyun. Sejeong memelototi Minhyun. Sementara Doyoung nyengir lebar sambil memberikan jempolnya kepada Minhyun.
Sejeong dan Doyoung naik ke atas panggung. Setelah memperkenalkan diri, Doyoung memainkan jari tangan kirinya untuk memberi kode kepada pengatur musik.
Setelah musik dinyalakan, mereka pun menyanyi. Tidak ada kesalahan dalam penampilan mereka sampai akhir.
Oh oh
geudaewa gachi geonneun bam
seolleneun kkumeul kkuneun na
danduri georeoganeun gil So sweet
(My 1 2 step)
museun iri naege saenggin geojyo
mollae nan geudael barabojyo
hayan byeolbichi pimyeon
geudae sonjapgo
kkeuteopshi narayo Fly
noran dalbiche jeojeun
saebyeoge shigandeureul
orae gieokhalgeyo
geudaewa gachi geonneun bam
seoroye teong bin yeobaegeul
sasohan daehwadeullo chaeweo (chaeweo)
You are so bright
jeo byeoldeulboda
geudaeman seonmyeonghaejineyo
maeil bam donghwa ganneyo
oneul bamdo naegen seonmurin geol
Oh naega Oh naega
neoye balmatchulge
hayan byeolbichi pimyeon (byeolbichi)
geudae sonjapgo (Oh)
kkeuteopshi narayo Fly
noran dalbiche jeojeun (dalbiche jeojeun)
saebyeoge shigandeureul (Oh)
orae gieokhalgeyo
Alright look at the stars
neol wihae banjjagine
modeun ge neomu areumdaweo
nega naege georeool ttaecheoreom
neoneun hayake binnaneun geol
hayan byeolbichi pimyeon
geudae sonjapgo
kkeuteopshi narayo Fly
noran dalbiche jeojeun
saebyeoge shigandeureul
orae gieokhalgeyo
geudaewa gachi geonneun bam
seolleneun kkumeul kkuneun na
danduri georeoganeun gil So sweet
(My 1 2 step)
museun iri naege saenggin geojyo
mollae nan geudael barabojyo
hayan byeolbichi pimyeon
geudae sonjapgo
kkeuteopshi narayo Fly
noran dalbiche jeojeun
saebyeoge shigandeureul
orae gieokhalgeyo
geudaewa gachi geonneun bam
seoroye teong bin yeobaegeul
sasohan daehwadeullo chaeweo (chaeweo)
You are so bright
jeo byeoldeulboda
geudaeman seonmyeonghaejineyo
maeil bam donghwa ganneyo
oneul bamdo naegen seonmurin geol
Oh naega Oh naega
neoye balmatchulge
hayan byeolbichi pimyeon (byeolbichi)
geudae sonjapgo (Oh)
kkeuteopshi narayo Fly
noran dalbiche jeojeun (dalbiche jeojeun)
saebyeoge shigandeureul (Oh)
orae gieokhalgeyo
Alright look at the stars
neol wihae banjjagine
modeun ge neomu areumdaweo
nega naege georeool ttaecheoreom
neoneun hayake binnaneun geol
hayan byeolbichi pimyeon
geudae sonjapgo
kkeuteopshi narayo Fly
noran dalbiche jeojeun
saebyeoge shigandeureul
orae gieokhalgeyo
Setelah penampilan berakhir, mereka mengucapkan terima kasih kepada para penonton dan kembali ke belakang panggung.
"Kerja bagus semuanya!" kata Haein. "Andaikan tadi aku bisa seperti kalian, mungkin aku tidak akan merasa bersalah seperti ini."
"Sudah, yang berlalu biarkan saja berlalu. Lagipula, penampilanmu tadi tidak buruk-buruk amat, kok," hibur Chaeyeon kepada Haein yang masih merasa bersalah karena menghancurkan penampilannya bersama Chaeyeon.
"Sudah lega kan semuanya?" Taeyong masuk ke belakang panggung.
"Ya!" jawab semuanya.
"Ini, aku bawakan banana milk untuk kalian. Ini buatanku sendiri, lho. Semoga kalian menyukainya." Taeyong memberikan sepuluh botol berisi banana milk untuk mereka.
"Wahhhh... kebetulan aku sangat menyukai minuman itu. Terima kasih banyak, Taeyong!" Nayoung terlihat gembira.
"Sama-sama," balas Taeyong. "Sambil menunggu hasil penilaian para juri, kalian bisa menonton pertunjukkan kami."
"Asyik!!!"
Para anggota ekskul teater memainkan pertunjukkan drama singkat. Semua peserta duduk di kursi penonton paling belakang. Kebetulan, aula sedang dalam keadaan gelap untuk membuat pertunjukkan drama menjadi lebih bagus. Doyoung yang duduk di sebelah Sejeong langsung pergi meninggalkannya, mumpung Sejeong sedang asyik menonton drama tersebut.
Doyoung menghampiri sepupunya, Samuel, yang duduk di kursi penonton bagian tengah.
"Samuel!" Doyoung mencolek Samuel.
"Oh My God!" Samuel terkejut.
"Berisik!" Doyoung menjitak kepala Samuel. "Mana kotaknya?"
"Ini!" Samuel memberikan sebuah kotak kepada Doyoung dengan kasar. Ia masih kesal karena kelakuan Doyoung barusan.
"Oke, terima kasih!"
"Sama-sama. Sukses, hyung!"
Doyoung hanya menganggukkan kepalanya dan kembali ke belakang panggung.
Setelah tiga puluh menit pertunjukkan drama berlangsung, semua peserta kembali ke belakang panggung.
"Aku tidak sabar untuk mengetahui siapa yang akan menjadi pemenangnya," kata Hayoung.
"Aku sih biasa saja. Mau kalah atau menang, yang penting aku bisa menyanyi di depan banyak orang. Hahahaha." Seongwoo tersenyum tidak jelas kepada mereka semua.
"Dih..." Jiyeon merasa geli melihat tingkah Seongwoo.
"Pemenang peserta lomba menyanyi akan segera diumumkan. Bagi para hadirin yang ada di luar aula, dimohon untuk kembali masuk ke aula," kata Jaehwan. "Dan para peserta lomba, silahkan berkumpul di sebelah panggung."
"Wah... wah..." Sejeong melompat-lompat.
"Diam, diam." Doyoung menghentikan tingkah Sejeong dengan memegang pundaknya.
"Ehem," ledek Minhyun. Sekarang giliran Doyoung yang melotot.
"Juara tiga jatuh kepada..."
"Aku ingin buang air kecil," bisik Minhyun.
"Sabar bro, sabar," Seongwoo menenangkan Minhyun. Jeongyeon tertawa melihat mereka berdua.
"KIM JIYEON DAN IM NAYOUNG!"
"Yeaaaayyyy!!!" Jiyeon dan Nayoung saling berpelukan.
"Silahkan naik ke atas panggung," kata Jaehwan. Jiyeon dan Nayoung naik ke atas panggung.
"Juara dua jatuh kepada... ONG SEONGWOO DAN HWANG MINHYUN!"
"Yes yes!!!" Minhyun dan Seongwoo melakukan tos bersama dan naik ke atas panggung.
"Dan, juara satu jatuh kepada..." Jaehwan sengaja berhenti berbicara agar suasana menjadi tegang.
"KIM DOYOUNG DAN KIM SEJEONG!!!"
"Waaahhhhhh!!!" Sejeong menutup mulutnya karena tidak percaya kalau ia dan Doyoung adalah pemenangnya. Sementara Doyoung menyatukan kedua tangannya seperti sedang berdoa.
"Maju sana!" Chaeyeon mendorong mereka berdua. Doyoung menggandeng tangan Sejeong untuk mengajaknya naik ke atas panggung. Pipi Sejeong langsung bersemu merah.
Para juri memberikan piala dan sertifikat kepada mereka berenam. Semua pemenang merasa gembira.
Dan Doyoung pun melakukan aksinya.
"Ahhh!!!" ia memegang dadanya dan jatuh. Sejeong kelihatan panik.
"Doyoung-a!" Sejeong memegang tangan Doyoung. "Kau kenapa???"
"Ini perasaanku ketika kau meninggalkanku di taman. Sakit!" kata Doyoung kepada Sejeong sambil tetap memegang dadanya.
"Hah? Maksudmu?" Sejeong kebingungan.
"Kau mau rasa sakitku ini hilang?" tanya Doyoung.
Sejeong menganggukkan kepalanya pelan.
"Jadilah milikku." Doyoung berdiri dan memberikan sebuah bunga mawar kepada Sejeong yang sedari tadi ia selipkan di ikat pinggang bagian belakang celananya.
"TERIMA! TERIMA! TERIMA!" semua orang bersorak kepada Sejeong agar ia menerima cinta Doyoung.
Sejeong menerima bunga mawar itu dan tersenyum kepada Doyoung. "Maaf untuk perlakuanku kepadamu waktu itu."
"Hah?"
"Mau jadi pacarku tidak?" Sejeong kesal karena Doyoung tidak paham akan perbuatannya tersebut.
"Mau."
"HOREEEE!!!" sorakan orang-orang semakin keras, mereka pun bertepuk tangan sambil berdiri. Tapi sayangnya pasangan baru itu malah menutup telinganya.
"OH MY GOD! HYUNG! SELAMAT YA!!!" seru Samuel dari kursi penonton.
"IYA IYA!" balas Doyoung. Semua orang tertawa.
"Selamat untuk kalian!" semua peserta menyanyi perempuan memeluk Sejeong, sementara Minhyun dan Seongwoo memeluk Doyoung.
Benar-benar hari yang penuh warna!
-END-